Kasus Penembakan Laskar FPI, Rocky Gerung : Taruhan Bagi Kapolri

7 April 2021, 14:38 WIB
Rocky Gerung. /Instagram/@rockygerung.ofc

GALAMEDIA – Hari ini Markas Besar (Mabes) Polri rencananya akan melakukan gelar perkara kasus penembakan enam orang lascar Front Pembela Islam (FPI).

Hal yang menarik perhatian publik, pelakunya dari kepolisian disebut tinggal dua orang, karena satu orang dinyatakan sudah tewas dalam kecelakaan.

Hal ini dibahas oleh pengamat politik terkenal, Rocky Gerung dari Youtubenya berjudul "PENGUNGKAPAN KASUS PENEMBAKAN LASKAR FPI PERTARUHAN POLITIK KAPOLRI".

"Ada dua aktivitas yang akan berlangsung, yaitu gelar perkara secara prosedur legal formal dan gelar kecurigaan oleh masyarakat tuh," ucap Rocky membuka video.

Baca Juga: Terungkap! Yahya Waloni Pernah Dilaporkan PKB, Luqman Hakim: Tapi Belum Ada Proses Lebih Lanjut dari Mabes

Menurut Rocky, semua akan melihat sistem mana yang bisa meyakinkan publik.

"Jadi kita bertanding disitu sebenarnya, kita akan lihat yang mana yang mampu untuk meyakinkan publik. Sistematika dari gelar perkara atau sistematika dari kontras tempo FNN yang berupaya untuk membaca dengan cara terbalik tuh," sambung Rocky.

Rocky menilai bahwa ini adalah 'taruhan' bagi kapolri dan akan menentukan karir banyak orang di kepolisian.

"Ini taruhan bagi kapolri, kalau ternyata bahwa publik tetap meragukan skenario yang dibuat oleh sistem pengadilan kita, maka taruhannya adalah reputasi dari Pak kapolri, karena ini adalah peristiwa yang nanti akan menentukan karir banyak orang di kepolisian tuh," Rocky menjelaskan.

Baca Juga: Ridwan Kamil : Jawa Barat Sebagai Rumah Bersama Umat Beragama

Rocky berpendapat adanya kecurigaan publik karena dari awal proses penyelidikan ini ditutup-tutupi. Bahkan, ia menilai jika Komnas HAM hanya dijadikan sebagai umpan.

"Sampai kecurigaan publik terhadap proses yang dari awal ditutup-tutupi tuh. Di dalamnya juga orang mulai curiga, jangan-jangan Komnas HAM ini sebetulnya hanya di umpankan demi memuaskan keingintauan sebagian publik tapi kemudian dihentikan kasusnya," lanjut Rocky.

Rocky menganggap bahwa meninggalnya seorang tersangka adalah bagian dari upaya untuk mengakhiri kasus ini.

"Saya menganggap bahwa meninggalnya seorang tersangka atau terduga itu, itu adalah bagian yang berupaya mengakhiri rentetan pengungkapan kasus ini," katanya.

"Jadi seolah-olah berakhir dengan meninggalnya seorang terduga aparat kepolisian, padahal bagi publik berakhirnya meninggalnya ini bukan akhir tapi justru awal dari pengungkapan peristiwa," tambah Rocky menjelaskan.

Rocky berpendapat bahwa ini adalah awal dari peristiwa ini.

Baca Juga: Tersangka Unlawfull Killing 4 Laskar FPI Belum Dipenjara, Polri: Belum Tentu Ditahan

"Jadi kita hari ini, gelar perkara itu adalah awal dari akhir, jadi baru dimulai sebetulnya peristiwa ini," kata Rocky.

Rocky menjelaskan adanya teori dimana yang menjadi tersangka harus ada di hadapan hakim. Namun, masalahnya, tersangka tersebut sudah meninggal dan ini membuat orang curiga.

"Yang tersangka itu harus ada di depan hakim, supaya orang tidak curiga bahwa dia sedang disakiti, karena tidak bisa dihadirkan tuh, nah sekarang masalahnya yang tersangka udah meninggal, yang terduga ini (dari) aparat kepolisian ini," kata Rocky.

"Jadi orang menganggap bahwa berarti sebelum dia tiba di pengadilan, selama berbulan-bulan dia ada dimana, kenapa tiba-tiba yang diberitakan adalah kematiannya tuh," pungkas Rocky.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler