GALAMEDIA - Belakangan ini kasus Covid-19 di Malaysia kian meningkat secara signifikan, sampai beberapa kota di negara tersebut harus melakukan lockdown.
Hal itu tentunya menjadi perhatian yang sangat serius negara-negara yang berada di dekatnya, termasuk Indonesia.
Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban mengkhawatirkan meningkatnya kasus Covid-19 yang terjadi di Malaysia.
Pasalnya menurut Profesor Zubairi Djoerban, hal itu bisa meluas ke negara-negara sekitarnya termasuk Indonesia.
Profesor Zubairi Djoerban melalui akun Twitter pribadinya, memperingatkan masyarakat Indonesia dengan segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Menurutnya dengan kasus Covid-19 di Malaysia yang kian meningkat secara signifikan, tentunya gelombang itu bisa saja mendekat ke Indonesia.
"Gelombang itu mendekat ke Indonesia? Bisa saja. Lihat Malaysia sekarang. Kasus Covid-19-nya meningkat signifikan," ujarnya, dikutip Galamedia, Selasa 4 Mei 2021.
Dari kasus Covid-19 di Malaysia yang meningkat itu, sejumlah pemerintah daerah di negara tersebut harus memberlakukan kembali sistem lockdown di beberapa kota.
Selain itu, Profesor Zubairi Djoerban juga meminta kepada masyarakat Indonesia untuk jangan meremehkan kasus Covid-19 ini.
Baca Juga: Tak Disangka! KPK Amankan Barang Ini Usai Menggeledah Rumah Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin
"Lockdown pun diberlakukan di beberapa kota. Tolong jangan remehkan ini," katanya.
Tak hanya Malaysia, Profesor Zubairi Djoerban juga meminta masyarakat untuk bisa melihat apa yang terjadi di India.
Karena menurut Profesor Zubairi Djoerban, kasus Covid-19 di India, diketahui saat ini menjadi yang terparah di dunia.
Baca Juga: Gugatan Kubu Moeldoko Dinyatakan Gugur, Yan Harahap: Apa Mereka Sadar Bahwa itu KLB Abal-abal?
Oleh karena itu dirinya menyampaikan kepada masyarakat Indonesia untuk bersiap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi di tanah air.
"Kita tahu apa yang terjadi dengan India. Waspada dan bersiap dengan segala kemungkinan," pungkasnya.
Bukan tanpa alasan ketua satgas Covid-19 itu membuat pernyataan seperti itu, mengingat di Indonesia kerumunan sudah marak terjadi akhir-akhir ini.
Banyak masyarakat Indonesia yang tidak lagi memperdulikan aturan pemerintah terkait pandemi Covid-19.
Seperti contoh, kasus kerumunan suporter Persija Jakarta di Bundaran HI dan melonjaknya pengunjung di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Tentunya kedua kasus kerumunan tersebut bisa menyebabkan gelombang serta klaster Covid-19 yang baru di masyarakat.***