Intelektual Qodari Dinilai Sudah Hilang, Pegiat Medsos: Dari Pengamat Politik Sekarang Sudah Seperti Buzzer

20 Juni 2021, 21:27 WIB
Muhammad Qodari penggagas Komunitas JokPro 2024. /Foto : Tangkap layar Twitter @f_fathur/

GALAMEDIA - Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari saat ini sedang menjadi perbincangan para tokoh nasional.

Pasalnya Qodari tengah mewacanakan presiden tiga periode dengan gagasannya yaitu menyandingkan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.

Demi merealisasikan wacana presiden tiga periode itu, Qodari bahkan sampai membentuk relawan Jokowi-Prabowo (JokPro).

Namun pembentukan relawan JokPro tersebut mendapat tentangan dari berbagai pihak, karena wacana presiden tiga periode sudah jelas melanggar konstitusi.

Akan tetapi hal yang berbeda justru diungkapkan pegiat media sosial, Ferry Koto terkait apa yang dilakukan Qodari itu.

Baca Juga: Operasional Pasar Tradisional di Bandung Barat Kembali Dibatasi

Alih-alih ikut menentang seperti para tokoh nasional, Ferry Koto justru mengajak masyarakat untuk menikmati hal-hal seperti ini.

Ferry Koto menilai bahwa Qodari sebenarnya sudah tahu terkait jabatan presiden tiga periode itu tidak memungkinkan.

Dikatakan Ferry Koto, Qodari tahu betul jika jabatan presiden tiga periode itu melanggar konstitusi dan menurutnya publik pasti menolak gagasan tersebut.

Ia pun sampai memuji Qodari yang menurutnya bukan orang sembarangan karena basis ilmunya adalah politik dan sosial.

"M Qodari ini basis ilmunya Perilaku politik, mendalami psikologi sosial, dan Doktor Ilmu politik. Pasti bukan orang yg tidak tahu bahwa Jabatan Pres 3 periode itu tak memungkinkan karena dibatasi konstitusi dan ia tahu publik akan menolak," ungkapnya, dikutip Galamedia, Minggu 20 Juni 2021.

Oleh karena itu, daripada marah-marah gak jelas, Ferry Koto mengajak masyarakat untuk menikmati setiap pernyataan-pernyataan dari Qodari.

"Ndak perlu kita marah2, nikmati saja," katanya.

Hal itu dilakukan Ferry Koto, dikarenakan pada akhirnya wacana soal presiden tiga periode tidak akan pernah terwujud.

Baca Juga: Beradu akting dengan Prilly Latuconsina di 'I Love You Silly', intip yuk sosok Jourdy Pranata

Sementara itu, bertolak belakang dengan pernyataan Ferry Koto, pegiat media sosial lainnya yakni Gus Umar menanggapi Qodari dengan serius.

Gus Umar mengaku tak mengerti dengan maksud Qodari yang terus mendorong Jokowi-Prabowo, padahal menurut undang-undang sudah melarang tiga periode.

Namun yang jelas, menurut Gus Umar intelektual Qodari sudah hilang dari yang asalnya pengamat politik sekarang sudah seperti buzzer.

"Qodari dari pengamat skrg sdh spt buzzer. Hilang intelektualnya. Entah apa maksudnya dorong Jokowi - Prabowo pdhl UU melarang 3 periode," tuturnya.

Seperti diketahui, Qodari sempat beralasan bahwa gagasan Jokowi-Prabowo tersebut bertujuan supaya kondisi Indonesia aman dan damai.

Baca Juga: Tak Hanya Jerumuskan Jokowi untuk 3 Periode, Ternyata Qodari Juga Pernah Bantu Moeldoko Saat Kudeta Demokrat

Tetapi Gus Umar menegaskan jika alasannya supaya Indonesia damai, menurutnya semestinya sekarang sudah damai karena Prabowo menjadi menteri Jokowi.

Ia pun menyinggung kondisi bangsa yang sampai saat ini seolah tidak pernah damai, padahal menurutnya Prabowo sudah menjadi menteri Jokowi.

"Kalau alasan Indonesia damai mrk pasangan mestinya skrg damai krn Bowo sdh jadi menteri tapi kalau Bowo jadi menteri tetap saja Gak damai," pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler