Isu 3 Periode Jokowi Sengaja Diedarkan Demi Jabatan, Yan Harahap: Tuh Bener kan, Qodari Malu-malu Ngomongnya

23 Juni 2021, 19:28 WIB
Yan Harahap. /Instagram @yanharahap/

 

 

GALAMEDIA – Isu presiden tiga periode kian ramai diperbincangkan di Indonesia. Wakil Ketua Umum Relawan Jokowi, Andy William Sinaga lantas menanggapi hal tersebut.

Dia menyatakan, isu jabatan presiden tiga periode memang sengaja dimunculkan oleh sejumlah kelmpok.

Kelompok tersebut adalah relawan pendukung Jokowi yang di periode kedua kepemimpinan presiden ke tujuh itu belum mendapatkan ‘kue’ alias imbalan.

“Jujur mau saya katakan, saya terbuka saja. Kami di relawan masih ada yang belum mendapat kue,” ungkap Andy dalam diskusi di Obrolan Bareng Bang Ruslan, dilansir melalui berbagai sumber, Selasa, 22 Juni 2021.

Ia menyebut, relawan-relawan tersebut akhirnya membuat semacam dinamika agar dilirik.

“Relawan-relawan yang belum mendapatkan kue ini kan berusaha untuk membuat semacam dinamika-dinamika yang berusaha untuk dilirik,” tandasnya.

Meski begitu, ia menuturkan, isu tiga periode tersebut merupakan aspirasi dan hak mengemukakan pendapat di hadapan publik.

Baca Juga: Siap Maju di Pilpres 2024! Airlangga Hartarto Dipuji Partai Lain, Diminta Kader Golkar Agar Realistis

Tapi, Andy menegaskan bahwa cara penyampaian aspirasi tersebut tidak tepat, terlebih isu itu digiring saat pemerintah tengah berupaya melawan pandemi Covid-19.

“Sebenarnya menurut kami itu sah-sah saja, tapi itu salah,” jelasnya.

Isu ini, menurut Andy justru akan menjerumuskan Jokowi.

“Kita ini kan sekarang lagi pandemi bagaimana merumuskan ini itu, bukan dengan menjerumuskan beliau dengan jabatan tiga periode,” sambung dia.

Lebih jauh, Andy membeberkan, isu presiden tiga periode membuat internal relawan Jokowi justru terpecah belah dan muncul dua kubu.

Kubu pertama menyatakan tidak menginginkan adanya penambahan masa jabatan sebagai orang nomor satu di Indonesia. Sementara, kubu kedua menginginkan hal sebaliknya.

Menanggapi hal ini, politikus Partai Demokrat, Yan Harahap mengatakan, dugaannya selama ini benar bahwa Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari memang membutuhkan jabatan komisaris.

Baca Juga: China Meradang dan Merasa Terancam, Kapal Perang AS Mendadak 'Kuasai' Selat Taiwan

Hal ini ia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya @YanHarahap pada Rabu, 23 Juni 2021.

“Tuh bener kan? ngaku juga. Jadi gak salah kan saya bilang kasi aja Qodari jabatan Komisaris. Dia butuh bgt tapi malu2 ngomongnya,” tulisnya.

Sebelumnya pada Sabtu, 19 Juni 2021 Yan Harahap memang sudah menduga hal ini. Ia lantas mencuitkan dugaan tersebut.

“Sudahlah, kalau memang Qodari pengen jabatan Komisaris misalnya, kasih saja, daripada dia ‘menjerumuskan’ Pak @jokowi utk ‘melanggar konstitusi’,” tulisnya. ***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler