Gerah dengan Amandemen UUD 1945, Gatot Nurmantyo Pertanyakan Kejiwaan Pengusulnya

17 September 2021, 21:01 WIB
Jendral Gatot Nurmantyo. /Tangkapan Layar Instagram.com/ @nurmantyo_gatot

GALAMEDIA – Dalam orasi ilmiah pada sidang senat Universitas Cokroaminoto Jakarta, Dewan Pembina Universitas Cokroaminoto, Gatot Nurmantyo menyampaikan beberapa hal terkait Indonesia.

Indonesia, kata dia, merdeka dengan nilai-nilai budaya yang kental. Begitu juga nilai-nilai luhur yang diwariskan sejak jaman dulu.

“Konsep negara Indonesia merdeka, penuh dengan aspek nilai-nilai budaya yang sangat tinggi dengan nilai luhur yang sangat mulia,” ujarnya dilansir Galamedia pada Jumat, 17 September 2021.

Baca Juga: Mengejutkan, Jumlah Subscriber YouTube Deddy Corbuzier Usai Ramai Seruan Unsubscribe Imbas Nyinyiri Santri

Dia menuturkan, salah satu nilai luhur itu adalah warisan konstitusi UUD 1945.

Gatot melanjutkan, desain UUD 1945 sejatinya adalah harapan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak mengulang kisah di masa terjajah.

“Bahwa yang mendesain, yang merumuskan UUD 1945 termasuk pembukaannya, nuansanya bahwa saya ini mengalami bangsa terjajah, bangsa yang susah bahkan mengorbankan jiwa dan raga dengan niat anak cucu saya tidak mengalami seperti saya,” jelasnya.

Oleh karena itu, eks Panglima TNI ini heran karena sudah lima kali berembus kencang wacana amandemen konstitusi.

Baca Juga: Karni Ilyas Dibuat Bingung dengan Kebijakan Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi bagi Penumpang Pesawat

Dia pun mempertanyakan kondisi kejiwaan orang-orang yang kerap kali menyuarakan amandemen UUD 1945.

“Yang perlu dipertanyakan kondisi kejiwaan yang mau amandemen itu apa? Sama tidak?” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan dalam konsepsi negara demokratis, amandemen Undang-Undang Dasar bukanlah sesuatu hal yang tabu.

Bahkan Amerika Serikat yang telah sekian lama menjadi rujukan global dalam implementasi sistem demokrasi, telah melakukan lebih dari 27 kali amandemen konstitusi.

Baca Juga: Jelang Laga Bali United VS Persib 18 September 2021, 21 Pemain yang Diboyong, Igbonefo Optimis Raih Poin

"Idealnya, konstitusi yang kita bangun dan perjuangkan adalah konstitusi yang 'hidup' (living constitution), sehingga mampu menjawab segala tantangan zaman.”

“Serta konstitusi yang 'bekerja' (working constitution), yang benar-benar dijadikan rujukan dan dilaksanakan dalam praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata Bamsoet saat menjadi keynote speech diskusi 'Menakar Urgensi Amandemen UUD NRI Tahun 1945' yang diselenggarakan Ikatan Alumni Fakul Hukum Universitas Padjajaran secara virtual, dari Bali, Kamis 16 September 2021.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler