Jangan Lengah! Lindungi Diri dari Ancaman Gelombang ke Tiga Covid-19

30 Oktober 2021, 08:39 WIB
Ilustrasi prokes Covid-19. Masyarakat diminta jangan lengah, tetap menerapkan prokes untuk menghindari gelombang ke tiga Covid-19. /KalusHausmann/PIXABAY

GALAMEDIA - Dalam beberapa pekan terakhir, tren kasus Covid-19 di Indonesia semakin menurun. Penerapan level PPKM di berbagai daerah juga diturunkan.

Penambahan kasus harian Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir juga menunjukkan angka yang tak mengkhawatirkan.

Seperti contoh pada Jumat, 29 Oktober 2021. Kemarin, kasus positif Covid-19 'cuma' bertambah 683 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan penambahan di hari sebelumnya yang mencapai 723 kasus.

Apakah Covid-19 mulai hilang dan pandemi segera berakhir? Ancaman gelombang ke tiga ternyata sudah di depan mata. Setidaknya begitu disampaikan oleh banyak ahli.

Namun, masyarakat Tanah Air diimbau untuk tidak panik. Ada cara jitu yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi datangnya gelombang ke tiga Covid-19.

Baca Juga: Cuti Bersama Natal dan Tahun Baru Resmi Dihapus, ASN Dilarang Bepergian ke Luar Daerah

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro mengatakan disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dapat mencegah terjadinya gelombang ke tiga Covid-19.

"Kita harus tetap antisipasi bahwa setiap ada liburan panjang, ada hari raya yang disertai dengan mobilitas masyarakat yang tinggi, disertai kedisiplinan masyarakat terhadap Prokes yang rendah, biasanya akan membuat kasus di masyarakat meningkat kembali," papar Reisa dalam sebuah diskusi virtual, baru-baru ini.

Reisa pun mengatakan, masyarakat tak boleh bereuforia saat kasus Covid-19 di Indonesia melandai.

Masyarakat diajak tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mempertahankan bahkan semakin menurunkan kondisi pandemi yang terjadi.

Menurutnya, pandemi Covid-19 masih terjadi dan virus terus bermutasi. Maka satu-satunya cara untuk mencegah menularnya varian virus baru yang bisa saja lebih berbahaya dan cepat menular dengan disiplin Prokes.

Baca Juga: Malaysia Izinkan Pekerja Migran, PKS: Pastikan Tes Covid Akurat, Jangan Sampai Terulang Kejadian di Taiwan

"Meskipun kasusnya sekarang sudah menurun, disiplin kita melaksanakan Prokes dan vaksinasi harus terus berjalan dengan baik," tuturnya.

"Dengan kebiasaan itu, situasi akan terus terjaga sampai pandemi bisa berakhir dan jadi budaya baru dalam pencegahan penyakit-penyakit baru," imbuh Reisa.

Di samping itu, untuk mencegah masuknya varian baru, 3T (testing, tracing, dan treatment) harus dilakukan secara ketat, seiring dengan relaksasi pembukaan sejumlah fasilitas publik.

Keputusan pemerintah yang memberlakukan screening ketat seperti mesti melakukan PCR bagi pelaku perjalanan udara adalah untuk memitigasi sedini mungkin guna mencegah gelombang ketiga Covid-19 terjadi di Indonesia.

Demikian pula dengan aktivitas di ruang-ruang publik yang mesti dilakukan screening melalui PeduliLindungi. Disampaikan Reisa, gelombang peningkatan Covid-19 pada pertengahan tahun harus menjadi pelajaran.

"Apa yang kita hadapi satu setengah tahun ini menjadi pelajaran agar tidak terjadi gelombang peningkatan seperti saat Juni lalu," terangnya.

Di Kabupaten Bandung, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, drg. Grace Mediana Purnami, M.Kes juga menyampaikan hal serupa.

Baca Juga: Jakarta Diguyur Hujan Siang hingga Malam, Ini Prakiraan Cuaca BMKG di Wilayah Jakarta pada 30 Oktober 2021

Ia pun tetap mewanti masyarakat Kabupaten Bandung untuk tetap menjaga Prokes untuk mengantisipasi gelombang ke tiga. Masyarakat diminta jangan lengah apalagi menganggap virus corona sudah hilang.

Menurut dia, meski kasus Covid-19 tengah melandai, kita tidak boleh lengah. Pihaknya pun akan terus memastikan agar masyarakat terlindungi secara lebih optimal dengan vaksinasi.

"Saat ini baru 51,23 persen masyarakat di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung telah menerima vaksinasi dosis pertama. Pada akhir Oktober, kami menargetkan meningkatkan capaian hingga 60 persen," terang Grace.

Soal percepatan vaksinasi itu, kata Grace, Kabupaten Bandung kini punya sentra vaksinasi baru berkat kerjasama dengan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia).

Sentra vaksinasi ada di Pendopo Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Sentra vaksinasi ini bertujuan untuk mempercepat capaian vaksinasi di Jawa Barat dengan melayani masyarakat Soreang yang belum mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

"Sejalan dengan aspirasi Prudential Indonesia untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera, kami senantiasa siap mendukung pemerintah dalam percepatan program vaksinasi," ujar Chief Operations and Health Officer Prudential Indonesia, dr. Dian Budiani, Jumat, 29 Oktober 2021.

Baca Juga: Tren Kasus Covid-19 Menurun, Warga Jabar Tetap Harus Terapkan Prokes Ketat Saat Beraktivitas

Terkendali
Imbauan agar mengantisipasi gelombang ke tiga Covid-19 juga disampaikan Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Dewi Sartika.

Masyarakat diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat saat beraktivitas.

"Meskipun secara keseluruhan trend-nya menurun, kita harus tetap bersiaga," kata dia, Jumat, 29 Oktober 2021.

Masyarakat, ujar Dewi, tetap disarankan untuk menerapkan prokes 5M. Adapun prokes 5M tersebut yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

Baca Juga: BMKG Beri Peringatan Dini Untuk Daerah Ini, Berikut Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Barat Sabtu, 30 Oktober 2021

"Kami imbau masyarakat tetap waspada. Di antaranya dengan terus mengetatkan protokol kesehatan sesuai tingkat level kewaspadaan di daerah, vaksinasi, 3T, termasuk kesiagaan rumah sakit. Alhamdulillah BOR kita saat ini sudah di bawah 3 persen," ungkap Dewi.

Perkembangan kasus Covid-19 di wilayah Jabar sendiri saat ini memang cukup menggembirakan. Belakangan trennya angka penambahan kasus pun semakin melandai.

Di Jabar memang masih ada penambahan kasus meski persentasenya kecil dan masih terkendali.

Berdasarkan data Dinkes Jabar pada 28 Oktober 2021 pukul 18.00 WIB, jumlah terkonfirmasi sebanyak 705.430 orang (bertambah 111).

Sementara untuk kasus aktif sebanyak 1.199 (bertambah 9), sembuh 689.538 (bertambah 97), dan tingkat kesembuhan 97,75 persen.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler