RI Rugi 200 T oleh China, Musni Umar: Semoga Pemerintah Sadar Untuk Luruskan Hal yang Merugikan Bangsa    

2 November 2021, 16:37 WIB
Musni Umar. /Twitter/@musniumar

 

 

GALAMEDIA – Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar mengucapkan terima kasihnya pada Ekonom Senior, Faisal Basri yang baru saja memberikan informasi mengenai kerugian Indonesia.

“Terima kasih bung Faisal Basri yg telah memberi informasi kpd bangsa ini,” ujarnya melalui akun Twitter pribadi @musniumar Selasa, 2 November 2021.

Dengan pernyataan dari Faisal, Musni berharap agar pemerintah sadar untuk meluruskan hal yang merugikan bangsa.

“Semoga mereka yg memimpin negeri sadar untuk meluruskan yg merugikan bangsa dan negara,” tandasnya berharap.

Diketahui, Faisal Basri menuding pabrik pemurnian (smelter) milik investor China yang ada di Indonesia telah membuat rugi negara kita.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Tuding Said Didu Dapat Jabatan Karena Orang Dalam, Buntut Ucapan Rezim KODOK

Bedasarkan catatannya, kerugian negara bisa mencapai Rp 200 triliun.

Bagi Faisal, Indonesia terlalu mengobral kepada China dalam hal smelter nikel.

Banyak pabrik pemurnian nikel di Indonesia yang merupakan investasi China dan ternyata memberikan keuntungan terlalu besar kepada China.

“Coba bayangkan kalau pengusaha China punya smelter di China itu beli bijih nikelnya US$ 80 per ton,” tuturnya dilansir Galamedia Selasa, 2 November 2021.

“Tapi kalau pengusaha China yang punya smelter di Indonesia beli bijih nikelnya US$ 20 per ton, kan bodoh kita. Jangan diobral begitu,” imbuhnya.

Selain itu, akademisi di Universitas Indonesia (UI) ini menilai smelter milik investor China di Tanah Air tidak sepenuhnya mendukung industrialisasi di Indonesia.

Pasalnya, mereka masih melakukan ekspor produk turunan nikel setengah jadi. Menurutnya hal itu telah merugikan Indonesia sekitar Rp 200 triliun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Baca Juga: Menag Yaqut: Menteri Itu Jabatan Politis, Siapa Aja Bisa!

“Setidaknya Rp 200 triliun dalam 5 tahun ini, coba bayangkan, dan sampai sekarang tidak ada lembaga pemerintah yang menyanggah ucapan saya itu,” ungkapnya.

Dia menduga ada kekuatan yang besar di balik semua itu, sehingga tidak ada yang pernah membicarakan hal ini.

“Mereka malu, mereka pun tahu tapi mereka tidak berdaya. Nah pasti ada kekuatan yang besar sekali di balik itu yang membacking. Saya mengatakan juga mereka tidak perlu PR, karena PR-nya Pak Luhut dan kantornya sendiri," sambungnya. ***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler