JK Dinilai Layak Jadi Ketua Umum PBNU Selain Said Aqil Siradj dan Gus Yahya

2 November 2021, 19:37 WIB
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla (JK). /Tangkapan Layar YouTube Masjid Istiqlal TV/

GALAMEDIA - Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) dinilai menjadi salah satu kandidat yang layak menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU).

Hal tersebut seperti diungkapkan oleh salah satu tokoh NU, Umar Hasibuan atau Gus Umar menyusul nama-nama yang bermunculan menjelang Muktamar ke-34.

"Kenapa bukan Pak JK saja yg jadi ketum PBNU. Toh dulu NU asal muasalnya dr Nahdlatul Tujjar pergerakan para saudagar (pedagang)," kata Gus Umar melalui cuitan Twitter dilihat Galamedia Selasa, 2 November 2021.

Baca Juga: TERANCAM Banjir Bandang, Kota Bandung WASPADA Sudah Diterjang Longsor, Sejumlah Rumah di Dago Rusak

Dia menyatakan, selain KH Said Aqil Siradj dan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya harus ada sosok lain yang menjadi alternatif.

"Selain Kiyai Said dan pak Yahya hrs ada alternatif calon," ujar Gus Umar.

Di antara nama-nama yang bisa menjadi pilihan kata Gus Umar, JK dinilai paling cocok untuk memimpin PBNU menggantikan Said Aqil.

"Saya pikir pak JK layak utk ketum PBNU. Klu pak Yahya jd pasti Nusron wahid jd king makernya," pungkas Gus Umar.

Baca Juga: PPKM DKI Jakarta Jadi Level 1: Kapasitas Mal Boleh 100 Persen, Kegiatan Belajar Maksimal 50 Persen

Seperti diketahui, jelang Muktamar NU ke-34 yang akan digelar pada 23 sampai 25 Desember mendatang, sejumlah nama bermunculan yang digadang-gadang menjadi kandidat kuat memimpin NU.

Nama KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha dan KH Yahya Cholil Staquf adalah salah satu yang menjadi kandidat kuat selain dari Said Aqil.

Sementara itu, Said Aqil juga menyatakan siap kembali memimpin NU seandainya diberi kepercayaan.

Baca Juga: SBY Idap Kanker Prostat, Warganet Ramai-Ramai Kirim Doa

"Kalau diminta oleh para Kiai, saya siap," kata Said Aqil beberapa waktu yang lalu.

Di sisi lain, Gus Yahya menilai NU saat ini memerlukan pembaharuan di semua jenjang kepemimpinan.

Dia menginginkan adanya regenerasi yang berlangsung secara alamiah apalagi memasuki seratus tahun kedua organisasi itu.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler