Rusia vs Ukraina Panas, Ahli Sebut Negara Barat Diam Tak Berkutik Gegara Putin Miliki Senjata Mematikan

27 Februari 2022, 15:52 WIB
Ilustrasi. Kapal perang Rusia berangkat menuju Laut Hitam dari Laut Mediterania. /REUTERS/

GALAMEDIA - Hampir sepekan lamanya, serangan Rusia ke Ukraina belum juga berakhir.

Bahkan, sejumlah negara barat pun dikabarkan tidak bisa menghentikan serangan Rusia ke Ukraina.

Pasalnya menurut seorang ahli Australia, Dr Leonid Petrov mengungkapkan alasan dibalik sejumlah negara tersebut tak mampu menghentikan invasi Rusia ke Ukraina.

Menurutnya, senjata nuklir Rusia menjadi alasan utama negara Barat tidak berani menghentikan invasi Rusia ke Ukraina.

"Vladimir Putin memiliki senjata nuklir dan tidak ada yang benar-benar berani menghadapi Rusia yang bersenjata nuklir," jelasnya dilansir Galamedia dari laman Daily Mail pada Minggu 27 Febuari 2022.

"Putin tidak dalam kondisi pikiran yang stabil,” sambungnya.

Lebih jauh, Dr Leonid Petrov membeberkan bahwa kini dunia tengah di serang konflik besar.

Tak hanya itu, dirinya menyebut bahwa Putin kini tak bisa dihentikan begitu saja, apalagi terkait konflik Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: 3 Bocah Terseret Ombak Nyaris Tenggelam di Pantai Karang Hawu Sukabumi

“Vladimir Putin tidak bisa dihentikan oleh Barat. Saya percaya dunia sekarang berada di ambang konflik besar yang baru,” katanya.

Meski begitu, seorang ahli tersebut rupanya mengaku khawatir atas serangan Rusia ke Ukraina.

Dirinya kemudian menilai bahwa serangan ke Ukraina bisa menjadi awal dari ekspansi Rusia yang bergulir ke negara-negara tetangga seperti Estonia, Latvia, Lithuania, dan bahkan Polandia.

Rupanya, Dr Leonid Petrov menyebut bahwa Vladmir Putin berkeinginan untuk memulihkan wilayah era Soviet Rusia, dan mungkin juga menargetkan tetangganya di Asia Tengah.

Meski demikian, Rusia masih takut pada China, dan bahkan Uni Soviet yang dulu sangat kuat takut akan invasi China selama tahun 1970-an dan 80-an.

Maka dari itu, jika negara barat ingin berdamai dengan China, terutama AS mengakhiri perang dagangnya dengan China, maka ia yakin itu cukup untuk membuat Vladimir Putin dan Rusia ragu.

"Untuk lebih bersahabat dengan China mungkin akan menjadi langkah cerdas bagi Barat. China lebih rentan terhadap tatanan dunia berbasis aturan daripada Rusia,” katanya.

Baca Juga: Cara Cerdik Ukraina Sesatkan Tentara Rusia, Rambu Jalan Dihilangkan

Lebih lanjut, ahli tersebut lantas mengungkapkan sanksi bagi Rusia atas serangan yang terus ditunjukan kepra Ukraina.

Dikatakan Dr Leonid Petrov bahwa kedepannya Moskow akan dikucilkan secara diplomatis oleh komunitas internasional.

Mirisnya, Rusia akan dikenakan sanksi yang lebih parah juga agresif.

“Rusia akan dikenakan sanksi yang lebih agresif dan saya yakin Moskow akan dikucilkan secara diplomatis oleh komunitas internasional. Tapi saya pikir itulah yang diinginkan Presiden Vladimir Putin," ucapnya.

"Dia ingin isolasi, dia ingin memerintah Rusia tanpa batas. Dia tidak perlu diintegrasikan dengan ekonomi atau komunitas dunia,” sambungnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler