Giliran Budiman Sudjatmiko Tolak Penundaan Pemilu 2024: Selain Orang PDIP Saya Juga Mantan Aktivis

2 Maret 2022, 14:10 WIB
Giliran Budiman Sudjatmiko Tolak Penundaan Pemilu 2024: Selain Orang PDIP Saya Juga Mantan Aktivis /ANTARA/Abdu Faisal/

GALAMEDIA – Perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui usulan penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 kembali ditolak oleh PDIP.

Politikus PDIP, Budiman Sudjatmiko dengan tegas menolak usulan tersebut. Dia menilai usulan tersebut bakal mencoreng nilai demokrasi, sebagaimana semangat reformasi 1998.

“Kita tidak ingin hasil-hasil dari reformasi yang sudah diperjuangkan bersama-sama dengan keringat, dengan darah dengan kebebasan yang terenggut tahun 98 menjadi hilang,” ujarnya di Jakarta dilansir Galamedia Rabu, 2 Maret 2022.

Budiman Sudjatmiko menduga ada pihak tertentu yang mau mengorbankan demokrasi sampai-sampai muncul usulan penundaan Pemilu 2024.

Dijelaskan Budiman, dalam demokrasi ada peraturan dan periodesasi. Kata Budiman, dia menolak usulan tersebut bukan hanya sebagai orang PDIP, melainkan sebagai mantan aktivis.

“Dalam demokrasi itu ada keteraturan, ada periodesasi. Saya kira PDIP, Sekjen kami Pak Hasto menolak itu, selain orang PDIP juga saya mantan aktivis jadi kita ingin hasil reformasi adalah pembatasan jabatan kepresiden hanya bisa dipilih dua kali,” ungkapnya.

Baca Juga: 4 Kartu Rekening Diblokir, Indra Kenz Terancam Kehilangan Rumah Mewahnya yang Bakal Disita Bareskrim Polri

Lebih lanjut, penulis buku ‘Anak-Anak Revolusi’ ini mengatakan Indonesia tidak dalam keadaan darurat yang mengharuskan untuk memperpanjang jabatan Presiden.

Oleh karena itu, usulan penundaan Pemilu 2024 tidak layak dilontarkan ke hadapan publik, sebab melanggar konstitusi dan etika berdemokrasi.

“Kita kan nggak menghadapi perang. Kita harus hati-hati menyuarakan itu, karena melanggar konstitusi dan melanggar etika berdemokrasi yang salah satu tujuannya adalah memastikan regularitas pergantian kepemimpinan nasional,” jelasnya.

Baca Juga: Profil Ainun Najib, Santri yang Terus Diminta Jokowi untuk Pulang dan Berkarier di Indonesia Saja

Sebelumnya, usulan penundaan Pemilu 2024 disuarakan oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Zulhas mengatakan ada beberapa alasan mengapa Pemilu 2024 perlu diundur.

Pertama, Jokowi dinilai masih yang terbaik berdasarkan hasil survei. Kedua, situasi pandemi Covid-19 yang belum juga usai dan memerlukan perhatian khusus.

Baca Juga: Invansi Rusia ke Ukraina Berdampak pada Pabrikan Otomotif, Ini Daftarnya

Berikutnya, kondisi perekonomian yang belum stabil. Hal ini membuat pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat masih perlu melakukan pemulihan untuk kembali bangkit.

Keempat, perkembangan situasi konflik global yang perlu diantisipasi. Di antaranya perang Rusia-Ukraina dan tidak menentunya harga minyak dunia.

Baca Juga: Survei Elektabilitas: Ganjar Berhasil Duduki Posisi Atas, Kalahkan Jokowi, Anies, dan Prabowo

Lalu, anggaran Pemilu yang justru membengkak dari rencana. Efisiensi lebih baik dikonsentrasikan untuk kepentingan kesejahteraan rakyat.

Terakhir yang tidak kalah penting, keberlangsungan program-program pembangunan nasional yang sebelumnya tertunda akibat pandemi.  ***

 

Editor: Muhammad Ibrahim

Tags

Terkini

Terpopuler