Hancurkan Moral Ukraina, Rusia Siapkan Eksekusi Brutal Ala Pejuang Perang Suriah

4 Maret 2022, 21:30 WIB
Ilustrasi perang /Husni habib /Pixabay

GALAMEDIA - Pejabat intelijen Eropa mengklaim Rusia berencana melakukan eksekusi publik di kota-kota Ukraina yang direbut dalam upaya untuk mematahkan moral.

Praktik eksekusi brutal mewarnai perang Suriah seperti yang dilakukan ISIS dengan menjadikan jasad musuh sebagai alat intimidasi dengan 'memampangnya' di berbagai titik kota.

Tindakan keras terhadap aksi protes, pemenjaraan lawan politik dan eksekusi publik semuanya dikatakan sebagai bagian dari strategi invasi orang nomor satu Rusia, Vladimir Putin.

Baca Juga: Hadiri Gelaran Akikah Ameena, Fuji Bahagia Pose Bareng Keluarga Besar: Thank You for Welcoming Me

Sumber informasi  merupakan pejabat anonim, yang mengaku telah melihat dokumen dari badan intelijen Rusia, Federal Security Service, Bloomberg melaporkan.

"Badan yang dipersiapkan itu juga merencanakan pengendalian massa dengan kekerasan dan penahanan represif terhadap penyelenggara protes untuk mematahkan moral Ukraina," kata editor politik Bloomberg Kitty Donaldson menambahkan.

Baca Juga: Ditantang Debat Fadli Zon, Mahfud MD Ogah Jadi Panitia: Saya Juga Tak Sempat

Memasuki hari kesepuluh invasi Rusia yang dikutuk secara luas, Putin yang tak menunjukkan tanda-tanda melunak mengatakan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Rusia  bermaksud untuk sepenuhnya mewujudkan penaklukan militer atas Ukraina.

Ini artinya memberangus pemerintahan di Kyiv, yang sejauh ini mendapat dukungan di seluruh dunia karena perlawanannya dalam menghadapi agresi militer yang luar biasa.

Pasukan Rusia hingga kini terpantau bergerak di Mariupol, meskipun Ukraina masih memiliki kendali atas kota di tenggara ibu kota tersebut.

Baca Juga: Persib Bandung Kontra Persiraja, Robert Alberts Tetap Waspadai Tim Juri Kunci

Militer Rusia juga menyatakan memegang kendali atas Kherson yang berpenduduk 280.000 jiwa.

Pejabat lokal Ukraina mengonfirmasi pasukan Rusia telah mengambil alih markas pemerintah lokal di pelabuhan Laut Hitam ini, sekaligus menjadi  kota besar pertama yang jatuh sejak dimulainya perang.

Hari ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sekali lagi mendesak Putin untuk bertemu dengannya guna mencapai kesepakatan.

Baca Juga: Jelang Persib Bandung vs Persiraja, Teja Paku Alam Ingin Menang dan Lanjutkan Clean Sheet

“Aku harus berbicara dengan Putin, dunia harus berbicara dengan Putin, karena tidak ada cara lain untuk menghentikan perang ini kecuali berbicara dengannya,” ujarnya.

PBB melaporkan lebih dari satu juta pengungsi melarikan diri ke negara-negara tetangga.

Gelombang pengungsi ini menjadi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.

Baca Juga: Persib Bandung Kontra Persiraja, Robert Alberts Tetap Waspadai Tim Juri Kunci

Menurut media Ukraina, pasukan Rusia juga telah memasuki kota selatan Enerhodar, pusat energi utama di Sungai Dnieper yang menyumbang sekitar seperempat daya dari pembangkit listrik negara itu.

Enerhodar merupakan tempat di mana pembangkit nuklir terbesar Eropa Zaporizhzhia berada. Wali kota Enerhodar mengatakan pasukan Ukraina di pinggiran kota masih memerangi pasukan Rusia.

Pertempuran sengit berlanjut di pinggiran kota pelabuhan strategis lainnya di Laut Azov, Mariupol hingga berujung kegelapan akibat listrik yang terputus hingga mengisolasi warga yang ketakutan.

Baca Juga: Rubel Terjun Bebas, Crazy Rich Rusia Panik Kuras ATM Borong Emas dan Barang-barang Branded

Listrik dan sambungan telepon sebagian besar mati dan warga menghadapi kekurangan makanan dan air.

Tak itu saja, berondongan peluru juga dilaporkan mewarnai kota utara Chernihiv di sedikitnya 33 warga sipil tewas dan 18 terluka akibat pemboman pasukan Rusia di daerah pemukiman.

Kru penyelamat terpaksa menunda pencarian di antara reruntuhan karena rentetan tembakan belum mereda.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler