Terasering Ternyata Teknologi Masyarakat Sunda Sejak Ratusan Tahun Lalu

15 Juni 2022, 16:08 WIB
Ilustrasi terasering. /ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

GALAMEDIA - Ngais gunung atau ngais pasir (Terasering) merupakan pengetahuan teknologi masyarakat Sunda yang sudah berkembang sejak ratusan tahun lalu.

Oleh karena itu wajar jika ngais gunung/ngais pasir (terasering) diajukan sebagai warisan budaya Takbenda (WBTb) asal Jawa Barat.

"Ngais gunung/ngais pasir merupakan pengetahuan ekologi untuk mempertahankan spirit manusia Sunda dalam menghargai alam serta pertahanan budaya," ungkap DR Ikwan Setiawan Wakil Dekan III Fakiltas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember, dalam webinar Sistem Pengetahuan Tradisional Terasering Sebagai Bagian Dari Warisan Budaya Takbenda, di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Rabu, 15 Juni 2022.

Namun Ikwan menyarankan, jangan jadikan ngais gunung/ngais pasir itu dijadikan objek wisata karena akan merusak warisan budaya tersebut.

Justru sebaliknya, ngais gunung/ngais pasir ini dijadikan kekuatan budaya dan kearifan lokal masyarakat Jawa Barat

"Nah itu tantangannya disitu. Sangat baik dijadikan WBTb, sehingga masyarakat bisa berimajinasi soal kearifan lokal tersebut dan bisa menjaganya," tambahnya.

Baca Juga: Apa Perbedaan Tukang Cukur Rambut dan Barbershop? Pria Wajib Tahu!

Webinar tersebut dibuka langsung Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar, Benny Bachtiar. Dalam sambutannya Benjy menyebut baru satu teknologi pengetahuan alam yang mengatur tata ruang yakni di kampung adat Kuta.

"Saya berharap dari webinar ini bisa diusulkan ngais gunung/ngais pasir ini sebagai WBTb dalam mengelola alam di tatar Sunda," katanya.

Sementara itu, Prof. Dr. Johan Iskandar Gubes FMIPA Unpad menyebutkan, terasering sudah berkembang di wilayah Sukabumi, Tasikmalaya, Majalengka dan Banten sejak ratusan tahun lalu. Namun ia tidak mengetahui pasti kapan terasering berkembang di wilayah Jawa Barat (tatar Sunda).

"Yang pasti terasering sudah berkembang di wilayah Tasikmalaya dan Sukabumi dilereng gunung. Uniknya terasering di tatar Sunda mempertahankan puncak gunung sebagai hutan larangan atau hutan titipan sebagai tempat yang suci," ujarnya.

Sedangkan salah seorang Tim Ahli Cagar Budaya Prov. Jabar Lutfi Youndri menyebutkan, terasering atau ngais gunung/ngais pasir di tatar Sunda sudah berkembang sejak abad ke-2 sebekum Masehi. Ini terlihat dari penemuan terasering di situs punden beundak Gunung Padang di Kabupaten Cianjur.

Baca Juga: Natasha Wilona TikTokan Bareng Aliando Syarief, Dua Bintang Film Argantara Ini Buat Warganet Meleleh

"Punden berundak Gunung Padang merupakan gambaran nyata terasering yang dibangun pada abad ke-2 sebelum Masehi, artinya sudah cukup tua. Walaupun masih bisa diperdebatkan," terangnya.

Selain di Gunung Padang, kata Lutfi, artefak terasering ditemukan pula di Gunung Sanggabuana selain punden berundak. Namun untuk diketahui usia terasering teesebut perlu sample dating.

"Di gunung Sanggabuana ditemukan ada pematang sawah tadah hujan yang terbuat dari batu selain punden berundak," katanya.

Sementara Bucky Wibawa sebagai  koordinator Tim Penyusun  Usulan dan Penetapan WBTb Jabar mendorong Pemprov Jabar dan DPRD Jabar lebih memperhatikan kebudayaan sebagai kearifan lokal masyarakat. Menurutnya, berbicara soal kebudayaan di DPRD sangat sulit diakomodir.

"Saya berharap Pemprov Jabar lebih memperhatikan soal kebudayaan dalam pembangunan, salah satunya soal terasering ini," katanya.

Bucky pun menyebutkan terasering di kawasan Majalengka terancam hilang seiring akan dibangunya segitiga ekonomi di kawasan Ciayumajakuning.

Menurutnya, pembangunan ekonomi sangat penting, tapi jangan mengorbankan kebudayaan.

Kabid Kebudayaan, Febiyani menyatakan webinar ini adalah salah satu bentuk upaya implementasi UU Pemajuan Kebudayaan khususnya penanganan Obyek Pemajuan Kebudayaan aspek Pengetahuan Tradisional.

Diharapkan dapat selaras dengan upaya pelindungan melalui penetapan WBTb domain pengetahuan tradisional dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta yang sampai saat ini baru 1 yang ditetapkan sebagai WBTb Indonesia.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler