Heboh Insiden Bendera Dibakar, Elektabilitas PDIP Masih Paling Moncer

29 Juni 2020, 09:59 WIB
KETUA Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Presiden Joko Widodo (kedua kanan) dan Wapres Ma'ruf Amin (kedua kiri) memotong nasi tumpeng dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-47 PDI Perjuangan sekaligus membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I di Jakarta, Jumat, 10 Januari 2020.* /ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA FOTO/

GALAMEDIA - Pembakaran bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih menjadi sorotan. Di tingkat pusat hingga daerah, pengurus, kader hingga simpatisan partai itu mulai bereaksi.

Partai dengan lambang banteng bermoncong putih ini pun tak tinggal diam. Insiden pembakaran bendera di tengah aksi penolakan RUU HIP di depan Gedung DPR/MI, sudah dilaporkan ke pihak kepolisian.

Di tengah panasnya kondisi yang terjadi, pembakaran bendera PDIP ternyata tak berpengaruh banyak terhadap elektabilitas. Partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu tetap yang paling moncer dibandingkan partai lainnya.

Baca Juga: Mulai 1 Juli, Pejabat Pemkot Tangsel Wajib Berkampanye Gunakan Masker di Medsos

Pemenang Pemilu 2019 ini duduk di posisi teratas dalam hal elektabilitas berdasarkan hasil survei New Indonesia Research & Consulting. Partai dengan warna khas merah ini tetap ada di puncak.

Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting, Andreas Nuryono dikutip dari Antara, Senin 29 Juni 2020 mengungkapkan, elektabilitas PDIP saat ini sebesar 29,3 persen. Bahkan menurut Andreas, partai ini telah memecahkan rekor dengan menang Pemilu tiga kali sejak pasca reformasi.

Jumlah suara PDIP pada Pemilu 2019 mencapai 19,3 persen. Saat ini, melihat kondisi yang terjadi, peta partai politik diprediksi tidak akan terlalu jauh berbeda dari perolehan suara hasil Pemilu 2019.

Andreas menuturkan, berdasarkan hasil survei, PDIP masih unggul jauh dari Gerindra maupun Golkar. Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto ada di posisi dua dengan 12,5 persen dan Golkar di posisi tiga dengan 9,7 persen.

Baca Juga: Ulla, Perempuan yang Mengakhiri Penantian Titel Juara Liverpool

Persentase itu mengalami perubahan dibandingkan sebelumnya. Perbedaan sebelumnya hanya terpaut tipis, yaitu 12,6 persen dan 12,3 persen.

Di posisi papan tengah ada PKB (6,8 persen), PKS (5,5 persen), PSI (4,2 persen), NasDem (4,1 persen), Demokrat (3,8 persen), PPP (2,4 persen), dan PAN (1,6 persen).
Dalam Pemilu 2019 perolehan suara PKB 9,7 persen, PKS 8,2 persen, PSI 1,9 persen, NasDem 9,1 persen, Demokrat 7,8 persen, PPP 4,3 persen, dan PAN 6,8 persen.

"Dibandingkan hasil Pemilu 2019, hanya PDIP dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengalami kenaikan elektabilitas," terang Andreas.

Di deretan papan bawah ada Perindo (0,9 persen), Berkarya (0,7 persen), Hanura (0,3 persen), PBB (0,2 persen), PKPI (0,1 persen), dan Garuda (0,1 persen).

Baca Juga: Facebook Kini Sedang Uji Coba Mode Gelap Untuk Aplikasi Seluler

Dalam Pemilu 2019 perolehan suara Perindo 2,7 persen, Berkarya 2,1 persen, Hanura 1,5 persen, PBB 0,8 persen, PKPI 0,2 persen, dan Garuda 0,5 persen.

Sisanya masih ada 17,1 persen yang menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab. Survei belum mencatat kemunculan partai baru seperti Gelora atau pecahan PAN kubu Amien Rais.

Survei New Indonesia Research & Consulting dilakukan pada 8-18 Juni 2020, dengan jumlah responden 1.200 orang. Metode survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden survei sebelumnya yang dipilih secara acak. Margin of error survei sekitar 2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler