Menko PMK Akan Melakukan Konvergensi Program untuk Cegah Stunting dan Hapus Kemiskinan Ekstrem

20 Maret 2023, 08:37 WIB
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di wilayah Sulawesi Utara sebesar 20,5 persen. /Kemenkeu.go.id/

GALAMEDIANEWS - Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di wilayah Sulawesi Utara sebesar 20,5 persen. Angka tersebut mengalami penurunan sebanyak 0,9 persen dimana pada tahun 2021 sebesar 21,6 persen.

Kota Tomohon menjadi wilayah dengan angka stunting terendah di Provinsi Sulawesi Utara yakni sebesar 13,7 persen. Sedangkan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur menjadi wilayah yang angka stuntingnya tertinggi sebesar 30 persen. 

Menurut Bupati Bolaang Mongondow Timur Sam Sachrul Mamonto menjelaskan bahwa kendala yang dihadapi diantaranya adalah masih kurangnya partisipasi keluarga yang memiliki balita dalam memantau pertumbuhannya di Posyandu. Selain itu, tenaga kesehatan seperti dokter spesialis anak, kandungan, dan gizi juga masih dibutuhkan dalam melaksanakan intervensi spesifik maupun sensitif.

Baca Juga: MUNGGAHAN Enak! Cek 5 Wisata Kuliner di Bandung, Tempat Makan Cozy Sambut Ramadhan 2023

“Kami berharap pemerintah pusat dapat ikut menekan angka stunting ini melalui penguatan kapasitas sumber daya manusia serta dukungan anggaran terhadap program-program pembangunan infrastruktur dasar yang meliputi pembangunan sanitasi layak, air minum, dan akses jalan,” Ucapnya saat Roadshow Dialog Stunting dan Kemiskinan Ekstrem secara daring pada Jumat 17 Maret 2023

Saat ini Provinsi Sulawesi Utara telah memiliki beberapa program yang dijalankan dalam upaya pengentasan stunting yaitu mengukuhkan Komandan Korem 131/Santiago Brigjen TNI Mukhlis sebagai Bapak Asuh Anak Stunting hingga membentuk Duta Generasi Berencana (Genre) kepada remaja berprestasi untuk mengkampanyekan Gerakan Stop Perkawinan Anak. Pembentukan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) guna mengedukasi masyarakat tentang pemenuhan gizi seimbang dan pola asuh anak dalam keluarga. 

Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Utara Steve Kepel berharap dengan adanya Roadshow, dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi para _stakeholders_  pembangunan di ‘Bumi Nyiur Melambai’ untuk semakin berperan di bidang pembangunan manusia.

“Mengingat, kualitas dan kompetensi sumber daya manusia menjadi aspek penting dalam memacu pembangunan. Jika berbagai potensi yang dimiliki daerah mampu dipadukan dalam sebuah sinergitas, maka kita akan mampu untuk membawa daerah, negara dan bangsa kita menuju kemajuan,” Ujarnya.

Sementara itu tingkat kemiskinan ekstrem di Provinsi Sulawesi Utara mengalami penurunan dari tahun 2021 sebesar 1,87 persen menjadi 1,03 persen di tahun 2022. Hal tersebut menunjukan geliat dan capaian positif dalam menjalankan program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan pada selang waktu satu tahun terakhir.

Namun, masih terdapat wilayah yang angka kemiskinan ekstremnya diatas rata-rata nasional. Seperti di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara tingkat kemiskinan ekstremnya sebesar 3,01 persen. Serta Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dengan tingkat kemiskinan ekstremnya sebesar 2,53 persen.

Baca Juga: Ramadan 2023 Sudah Dekat, Riset Snapcart Ungkap E-Commerce yang Jadi No.1 Pilihan Pengguna

Terkait hal itu, menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menekankan bahwa pentingnya konvergensi program dengan melibatkan semua pemangku kepentingan dalam penghapusan kemiskinan ekstrem dan penurunan angka stunting. 

“Gunakan data P3KE untuk mempertajam sasaran program. Pemerintah Daerah dapat melakukan sinergitas program yang melibatkan berbagai unsur masyarakat serta memperluas program kemitraan dalam menghapus kemiskinan ekstrem ini,” ucap Menko PMK Muhadjir Effendy

Konvergensi program merupakan pendekatan penyampaian intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi, dan bersama-sama untuk mencegah stunting dan menghapus kemiskinan ekstrem kepada sasaran prioritas. Fokus konvergensi mengacu kepada penurunan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan, serta meminimalkan kantong kemiskinan. 

"Karena stunting dan kemiskinan ekstrem ini saling berkesinambungan. Biasanya keluarga yang miskin ekstrem anak-anaknya juga terkena stunting, maka dari itu kita ingin memberantas keduanya,"kata Menko PMK Muhadjir Effendy. ***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: kemenkeu.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler