Jokowi: Jangan Ada yang Merasa Paling Agamis dan Pancasilais

14 Agustus 2020, 11:01 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 14 Agustus 2020. (foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay/pras)** /

GALAMEDIA - Saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI tahun 2020 di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Jumat, 14 Agustus 2020, Presiden Joko Widodo menegaskan agar tidak ada orang yang merasa paling "Pancasilais" sendiri.

"Jangan ada yang merasa paling agamis sendiri. Jangan ada yang merasa paling Pancasilais sendiri. Semua yang merasa paling benar dan memaksakan kehendak, itu hal yang biasanya tidak benar," katanya.

Menurut Presiden, demokrasi memang menjamin kebebasan, namun kebebasan yang menghargai hak orang lain.

Baca Juga: Pramuka Berperan dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19

"Jangan ada yang merasa paling benar sendiri, dan yang lain dipersalahkan," katanya.

Presiden mengungkapkan, ideologi bangsa Indonesia tidak boleh ditukar untuk kemajuan ekonomi.

"Ideologi dan nilai-nilai luhur bangsa tidak boleh dipertukarkan dengan kemajuan ekonomi. Bahkan, kemajuan ekonomi jelas membutuhkan semangat kebangsaan yang kuat," katanya.

Baca Juga: Jokowi Sebut Kondisi Saat Ini Seperti Komputer Ngehang

Menurut Jokowi, nilai-nilai luhur Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, persatuan dan kesatuan nasional, tidak bisa dipertukarkan dengan apapun juga.

"Kita tidak bisa memberikan ruang sedikit pun kepada siapa pun yang menggoyahkannya," ujarnya.

Contoh perbuatan tidak menukar ideologi tersebut menurut Presiden Jokowi adalah dengan bangga terhadap produk Indonesia.

Baca Juga: Daging Ayam pun Terkontaminasi Covid-19, China Temukan Daging Beku Impor yang Terpapar Corona

"Kita harus membeli produk dalam negeri. Kemajuan Indonesia harus berakar kuat pada ideologi Pancasila dan budaya bangsa," ungkap Presiden seperti dilansirkan Antara.

Selanjutnya Presiden Jokowi juga ingin semua "platform" teknologi harus mendukung transformasi kemajuan bangsa.

Presiden pun menyoroti peran media digital yang saat ini sangat besar harus diarahkan untuk membangun nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

Baca Juga: Hasil SBMPTN 2020 Diumumkan Hari Ini, Cek Jadwal dan Situsnya

"Semestinya, perilaku media tidak dikendalikan untuk mendulang 'click' dan menumpuk jumlah 'like' tapi seharusnya didorong untuk menumpuk kontribusi bagi kemanusiaan dan kepentingan bangsa," tambah Presiden.

Tujuan besar tersebut menurut Presiden, hanya bisa dicapai melalui kerja sama seluruh komponen bangsa dengan gotong royong.

"Saling membantu, dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan tujuan yang mulia," ungkap Presiden.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler