GALAMEDIA NEWS – Beredar di media sosial foto santriwati Pondok Pesantren Baitul Quran Magetan, Jawa Timur sedang membawa senjata laras panjang airsoft gun.
Foto santri-santri Pondok Pesantren Baitul Quran di Magetan itu membuat heboh banyak masyarakat hingga menjadi perbincangan panas saat ini karena terlihat menenteng senjata laras panjang.
Penampakan sebuah foto santriwati viral di media sosial tersebut memperlihatkan 6 orang santri tengah tenteang senjata laras panjang dengan mengenakan pakaian seragam dan atasan berwarna merah serta bawahnya rok panjang memakai kerudung biru.
Selain menenteng senjata laras panjang, para santri juga tengah mengenakan foto rompi anti peluru dengan latar belakang sebuah masjid dan area persawahan.
Baca Juga: Salahgunakan Airsoft Gun Bakal Ditindak
Dari foto-foto yang tengah viral tersebut diketahui para santriwati disebut tengah menjalankan kegiatan ekstrakurikuler di Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS.
Kapolres Magetan, AKBP Muhammad Ridwan menyebut bahwa senjata laras panjang tersebut merupakan jenis airsoft gun. Pihak Kepolisian sudah melakukan klarifikasi ke pesantren itu untuk dimintai keterangan lebih lanjut yang ternyata tidak memiliki izin terlebih dahulu.
Diketahui airsoft gun yang dibawa oleh para santri itu tak memiliki izin dari pihak Kepolisian. Polisi juga menuturkan bahwa para santriwati itu sedang duduk di kelas 7 dan kelas 10 serta membenarkan bahwa foto tersebut berada di Magetan Jawa Timur.
Pihak Ponpes Baitul Qur'an Al Jahra Beri klarifikasi
Ketua Harian Yayasan Ponpes Baitul Qur'an Al Jahra Magetan, Isgianto, mengatakan foto yang sedang viral tersebut adalah salah satu kegiatan di hari terakhir MPLS di ponpes dan diambil saat kegiatan simulasi.
Isgianto mengungkapkan foto itu diambil saat hari terakhir masa MPLS pada 15 Juli 2023 dalam kegiatan ekstrakurikuler menyambut tahun ajaran baru 2023-2024. Santri yang ada di foto itu juga merupakan peserta kegiatan menembak dengan airsoft gun. Hanya beberapa santriwati yang menjadi peserta kegiatan tersebut karena keterbatasan waktu.
Dirinya mengaku pihaknya tak memiliki senjata, semua peralatan kegiatan MPLS itu Ponpes datangkan dari pihak ketiga sebagai penyelenggara. Ia menambahkan MPLS di ponpes tersebut diikuti santri dan santriwati kelas 7 atau MTs dan kelas 10 MA.***