Gaza: AS dan Negara Uni Eropa Berikan Lampu Hijau Kejahatan Perang bagi Israel, Korban Palestina Meningkat

10 Oktober 2023, 12:27 WIB
Korban massal dilaporkan terjadi di kalangan anak-anak selama serangan udara nonstop Israel yang menargetkan Jalur Gaza./x.com/@timeofgaza /

GALAMEDIANEWS - Konflik Israel-Palestina telah lama menjadi sumber perhatian global, memicu kemarahan dan protes di seluruh dunia. Perkembangan terbaru di wilayah tersebut kembali menyoroti krisis ini secara internasional.

Di tengah kekacauan ini, muncul tuduhan bahwa kekuatan Barat mengabaikan dugaan kejahatan perang Israel, memicu tuduhan hipokrisi dan ketidakpedulian terhadap nyawa warga Palestina.

Baca Juga: Pejuang Palestina Sukses Rebut Wilayahnya dari Israel, KNRP Siapkan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Tuduhan Lampu Hijau

Mengutip dari Al Jazeera, Omar Rahman, seorang kontributor dari Dewan Timur Tengah untuk Urusan Global, mencuatkan tuduhan bahwa Amerika Serikat dan beberapa kekuatan Eropa secara efektif memberikan "lampu hijau" untuk tindakan Israel di Palestina.

Menurut Rahman, pernyataan bersama mereka yang mendukung Israel dapat dianggap sebagai persetujuan diam atas apa yang ia anggap sebagai kejahatan perang Israel.

Rahman berpendapat bahwa kekuatan Barat, yang sering mempromosikan diri mereka sebagai pendukung hak asasi manusia dan hukum internasional, sedang menggugurkan prinsip-prinsip mereka sendiri dengan tidak mengutuk tindakan Israel lebih tegas.

Ia menyoroti kerusakan yang luas pada infrastruktur sipil, termasuk sekolah, rumah sakit, dan masjid, serta laporan penggunaan fosfor putih—zat yang dilarang oleh hukum internasional—selama konflik.

Baca Juga: Pj Wali Kota Cimahi Dicopot karena Inflasi, Dikdik Tunjukkan Data Penurunan

Hipokrisi Negara Barat Terhadap Penjajahan Palestina

Para kritik menunjuk pada apa yang mereka anggap sebagai hipokrisi dalam pendekatan Barat terhadap konflik Israel-Palestina. Sementara pemerintah-pemerintah Negara Barat secara rutin mengutuk penyalahgunaan hak asasi manusia dan kejahatan perang di bagian lain dunia, beberapa berpendapat bahwa tanggapan mereka terhadap krisis Palestina tampak lebih rendah.

Konflik Israel-Palestina juga dipandang melalui lensa agama, dengan sebagian besar populasi Palestina beragama Islam. Para kritik berpendapat bahwa dimensi agama ini telah menyebabkan kurangnya tindakan dari kekuatan Barat.

Mereka mengklaim bahwa jika krisis ini terjadi di wilayah non-Muslim, tanggapan internasional mungkin berbeda. Persepsi bahwa kekuatan Barat memprioritaskan kepentingan geopolitik di atas nyawa manusia memicu tuduhan dua standar dan ketidakpedulian terhadap penderitaan umat Muslim Palestina.

Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 1095: God Valley, Ada Turnamen Antar Ras dan Suku

Angka Kematian Palestina

Seiring konflik berlanjut, angka kematian warga Palestina terus meningkat. Menurut Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina, hingga data terbaru yang tersedia, setidaknya 704 warga Palestina telah kehilangan nyawa mereka sejak eskalasi terakhir dimulai. Di antara korban adalah 140 anak-anak dan 105 perempuan hanya di Gaza. Selain kerugian jiwa, ribuan lainnya telah terluka.

Kesimpulan

Konflik Israel-Palestina tetap menjadi masalah yang sangat kompleks dan sarat emosi, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan. Tuduhan terhadap kekuatan Barat atas hipokrisi dan kurangnya kepedulian terhadap nyawa warga Palestina menambah lapisan kompleksitas lain dalam krisis berkelanjutan ini.

Saat tekanan internasional meningkat untuk mencari solusi terhadap konflik dan perlindungan nyawa warga sipil, dunia memperhatikan dengan cermat apakah kekuatan Barat akan mempertimbangkan ulang sikap mereka dan mengambil peran yang lebih tegas dalam mempromosikan perdamaian, dialog, dan keadilan di wilayah tersebut.***

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler