Terbongkar, Bos Chelsea Diduga Ikut Danai Pengusiran Rakyat Palestina dari Yerusalem

25 September 2020, 09:23 WIB
Roman Abramovich. (dok PRMN) /

GALAMEDIA - Nama bos klub sepak bola Chelsea, Roman Abramovich kini tengah jadi sorotan. Ia diduga ikut mendanai organisasi Israel yang melakukan pengusiran terhadap rakyat Palestina dari tanah kelahirannya.

Empat perusahaan yang berada di bawah kendali Abramovich, disebut menyumbang hingga 100 juta dolar AS atau lebih dari Rp 1,4 triliun.

Nominal itu disebut digelontorkan untuk Elad, organisasi yang dituduh mengusir keluarga-keluarga Palestina dari Silwan, kawasan pendudukan di Yerusalem Timur. Mereka kemudian mendukung pembangunan permukiman Yahudi di sana.

Baca Juga: Peristiwa 25 September: Hari Jadi Kota Bandung Hingga Morgan Oey Hengkang dari SM*SH

Operasional Elad berasal dari empat perusahaan yang dimiliki atau dikontrol oleh Abramovich. Selain dari Abramovich, organisasi ini juga mendapat dukungan dari pemerintah Israel.

Soal pendanaan dari Abramovich, Doron Spielman, wakil presiden Elad mengatakan, "Kami sangat menghargai privasi para donatur kami. (Tapi jika ada yang ingin tahu( nama para donatur yang kami pasang di kawasan City of David."

City of David adalah kawasan arkeologis di Silwan yang oleh Elad dipromosikan sebagai tujuan wisata.

Kesimpulan didapat oleh investigasi yang dilakukan BBC News Arabic. Tim BBC melakukan penelusuran dan pengecekan terhadap dokumen-dokumen yang dibocorkan ke BuzzFeed News yang kemudian dibagikan kepada konsorsium wartawan investigatif internasional dan BBC.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Jumat, 25 September 2020 di Trans TV

BBC News Arabic mendapatkan bukti mencengahkan. Elad telah mendanai proses pengusiran keluarga-keluarga Palestina yang telah tinggal di perkampungan Silwan sejak 1950-an.

Salah satunya adalah keluarga Sumarin. Keluarga ini memegang bukti bahwa mereka berhak mendiami rumah mereka karena keluarga ini telah berada di Silwan sejak 1959.

Dengan dukungan sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan Otoritas Palestina, keluarga Sumarin sejak 1991 berjuang membatalkan surat perintah yang meminta mereka keluar dari Silwan.

Namun oleh pengadilan di Yerusalem, keluarga Silwan dinyatakan kalah dan keluarga ini akan mengajukan banding.

Baca Juga: Selama Satu Dekade, Elastico7 Produk Apparel Lokal Serasa Internasional

Yahudi
BBC juga memperoleh bukti lainnya, bahwa kasus-kasus terhadap keluarga Sumarin dan beberapa keluarga lain di Silwan didanai oleh Elad.

Saat ditanya oleh BBC, apakah akan terus mendanai kasus melawan keluarga Palestina, Elad tidak memberikan jawaban. Di Silwan, terdapat sekitar 450 pemukim Yahudi di antara 20.000 warga Palestina, namun jumlah pemukim Yahudi terus bertambah.

Sumbangan untuk Elad, dilakukan melalui empat perusahaan yang berkedudukan di British Virgin Islands, dengan nilai lebih dari 100 juta dolar AS, antara 2005 hingga 2018.

Baca Juga: Ini Dia Resep Lumpia Goreng yang Maknyus Disantap Bersama Keluarga Tercinta

Sejumlah dokumen memperlihatkan, Abramovich adalah donator terbesar Elad dalam 15 tahun terakhir. Keempat perusahaan yang dimiliki atau di bawah kendali Abramovich ini didaftarkan pada hari yang sama di British Virgin Islands.

Abramovich, yang mendapatkan kewarganegaraan Israel pada 2018, dikenal sebagai donatur kegiatan riset, pembangunan permukiman, dan juga melakukan investasi di perusahaan-perusahaan lokal di Israel.

"Abramovich adalah pendukung masyarakat madani Yahudi dan Israel dan selama lebih dari 20 tahun ini telah menyumbangkan lebih dari 500 juta dolar AS untuk mendukung layanan kesehatan, sains, pendidikan dan mendukung komunitas Yahudi baik di Israel maupun di seluruh dunia," terang Juru bicara Abramovich.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Jumat 25 September 2020 di TV One

Penelusuran oleh BBC News Arabic mengungkap fakta bahwa pemilik Chelsea tersebut mendukung dan mendanai organisasi yang mengusir warga Palestina dari Yerusalem Timur.

Ditentang
Donasi memungkinkan Elad meningkatkan keberadaan mereka di Silwan. Elad memiliki dan menjalankan beberapa situs wisata dan membantu memukimkan keluarga-keluarga Yahudi di Silwan.

Dengan dukungan Abramovich, yang sekarang memegang atribut sebagai warga terkaya di Israel, hanya dalam kurun 30 tahun Elad telah berhasil mengubah perkampungan Palestina di Silwan menjadi City of David.

Berdasarkan hukum internasional, Israel dilarang membangun permukiman di wilayah pendudukan.

Baca Juga: LG Jual Ponsel Layar Putar Mulai Oktober, Berikut Harga dan Spesifikasinya

Pada 2016, Dewan Keamanan PBB menyatakan bahwa tindakan Israel membangun permukiman Yahudi di Yerusalem Timur adalah "jelas-jelas pelanggaran terhadap hukum internasional".

Namun pandangan ini ditolak oleh pemerintah Israel dan juga oleh pemerintah Presiden Donald Trump.

Padahal banyak negara menentang langkah Israel, termasuk pemerintah Indonesia dan Inggris. Pemerintah Inggris bahkan memperingatkan tindakan Israel telah menghalangi upaya mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.***

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler