Bangun Kesiapan Hadapi Tsunami di Masa Pandemi, BPBD Garut dan BMKG Gelar Simulasi Gladi Ruang

6 Oktober 2020, 21:36 WIB
BPBD Garut bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar gladi ruang (TTX), di Garut, Selasa 6 September 2020). /

GALAMEDIA- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar Simulasi Penanggulangan Bencana Melalui Gladi Ruang (TTX), di Garut, Selasa 6 September 2020.  

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan, mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka membangun kesiapan dalam menghadapi bencana tsunami di masa pandemi. Dalam kegiatan yang oleh pihaknya disebut simulasi gempa berkekuatan magnitudo 9,1 tersebut, disimulasikan terjadi tsunami besar di wilayah timur Indonesia.

"Secara umum. memang kita tidak terdampak kalau dalam simulasi tadi. Namun kita menggeladikan secara tidak langsung kalau gempa megathrust terjadi di kawasan pantai selatan Jawa yang hasil kajian ketinggiannya bisa mencapai 20 meter," ujarnya, Selasa.

Baca Juga: Pembuat Antivirus McAfee Dipenjara Polisi Spanyol

Menurut Tubagus, yang pertama akan dilakukan adalah berkomunikasi langsung dengan para camat, dilanjutkan ke para kepala desa yang berjumlah 22 yang diperkirakan akan terdampak. Ia menyebut, proses komunikasi tersebut yang saat ini hanya bisa dilakukan karena rusaknya seluruh EWS (early warning system) tsunami di sepanjang pantai selatan Garut.

“Ada yang rusak, ada yang akinya dicuri. Kebanyakan memang rusak. Kalau ada itu (EWS), begitu ada peringatan kita tinggal pencet tombol di kantor maka sirine peringatan tsunami akan berbunyi disana mengingatkan warga,” ucapnya.

Tubagus menyebutkan, selain mengingatkan para kepala desa di sepanjang pesieir pantai, pihaknya juga sudah mensosialisasikan kepada seluruh kepala desa agar menyiapkan kentongan dan toa masjid di kampung-kampung. Toa dan kentongan itu nantinya akan digunakan untuk mengingatkan warga akan adanya ancaman tsunami.

Baca Juga: Aksi Penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di Bandung Diduga Disusupi Kelompok Perusuh

"Tentunya kita harus menyiapkan skema terburuk kalua terjadi (tsunami). Toa masjid mungkin bisa dipakai kalau listriknya tidak mati. Tapi harus disiapkan juga alat peringatan lainnya yang mudah. Makanya kita meminta agar di setiap desa dan kampung-kampung yang hasil pemetaan akan terdampak agar membuat kentongan,” katanya.  

Tubagus menambahkan, selain hal tersebut diatas, kesiapsiagaan warga pun harus dilatih untuk meminimalisasi jumlah korban akibat bencana bilamana terjadi. Pihaknya pun akan segera mengupayakan untuk mrelakukan hal tersebut.

“Memang belum pernah dilakukan simulasi untuk melatih warga di sana. Makanya kita akan upayakan agar hal itu bisa segera dilakukan,” ucapnya.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Sudah Disahkan DPR dan Pemetintah, Ini Kata Emil pada Kalangan Buruh

Waspada
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menyebutkan menurut riset yang dikeluarkan oleh Institut Teknologi Bandung, tsunami dan gempa tersebut bakal terjadi di sepanjang pantai selatan jawa. Ia pun menyebut akan banyak masyarakat yang terdampak jika tsunami dan gempa itu benar terjadi.

"Banyak masyarakat kita yang berada di pesisir pantai. Kita juga sudah lakukan upaya mitigasi bencana," ujarnya.

Helmi pun meminta agar masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan akan apa yang terjadi. Karena ini merupakan hasil penelitian dan riset, ungkapnya, tentu kita juga tidak boleh menolak karena ini merupakan hasil dari bidang keilmuan yang sudah dipelajari.

Baca Juga: Forum Intelektual Virtual : BCA Gelar Indonesia Knowledge Forum (IKF) IX 2020

"Jadi kita harus tetap waspada, karena ini merupakan penelitian dan riest ya.
Kita jangan abai apalagi menolak, tapi kita juga jangan terlalu khawatir dengan isu yang ada," ucapnya

Helmi juga berharap, dengan adanya isu ini persiapan mitigasi bencana harus benar-benar diperhatikan dengan baik. Selain itu, lanjutnya, kesadaran masyarakat juga harus ditumbuhkan karena ini sangat mengancam siap saja.  

Helmi juga sangat menyayangkan rusaknya delapan alat sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Garut. Artinya, ketika terjadi bencana tsunami warga tak akan mendapatkan peringatan dini dari alat itu.

Baca Juga: Laporan Soal Bangku Kosong Najwa Shihab Ditolak Polisi, Relawan Jokowi Bersatu Geruduk Dewan Pers

"Memang ke delapan EWS itu kondisinya rusak, tapi sedang kita perbaiki. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa berfungsi kembali," katanya.

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler