Empat Isu Penting Akan Diajukan Oleh DPR RI di Acara World Water Forum ke-10

20 Mei 2024, 10:35 WIB
Dokumen/Anggota Komisi VI DPR RI Putu Supadma Rudana/ANTARA/HO-Humas DPR RI /

 

GALAMEDIANEWS – Pembahasan demi pembahasan akan dilakukan antar negara. Banyak isu yang akan ditonjolkan oleh setiap negara di acara World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, 18-25 Mei 2024.

Anggota Komisi VI DPR RI Putu Supadma Rudana mengatakan akan ada empat isu besar yang akan didorong parlemen Indonesia dalam pertemuan WWF kali ini.

"Ada empat hal yang akan didorong oleh Parlemen Indonesia melalui BKSAP DPR RI, pertama mendorong pembahasan isu air dan sanitasi dalam bingkai pencapaian SDGs khususnya SDG 6 tentang air dan sanitasi " ujar Putu dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 19 Mei 2024.

Baca Juga: Anies Baswedan Dapat Dukungan Relawan Nyagub Lagi di DKI Jakarta, Sudirman Said: Momentumnya Ada

Putu menjelaskan lebih lanjut, isu air dan sanitasi dalam bingkai pencapaian SDGs ini penting karena situasinya adalah hal yang sangat mendasar bagi kebutuhan manusia dan juga dalam upaya mewujudkan target-target pembangunan berkelanjutan.

Kedua, BKSAP berkeinginan agar kearifan lokal, kekuatan sejarah adat dalam menghormati air, membuka ruang secara inklusif dan merata bagi komunitas lokal untuk memanfaatkannya menjadi kekayaan tak benda yang dapat diakui pengambil kebijakan.

Ketiga, Putu mengatakan seiring dengan fenomena perubahan iklim yang semakin tak terbendung, BKSAP ingin melihat dan membahas bersama-sama dengan komunitas parlemen global, mengenai konektivitas kedua isu, dan bagaimana keduanya sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia.

Keempat, yakni keinginan BKSAP untuk mendorong potensi kolaborasi, kerjasama saintifik, peluang-peluang diplomasi air (hydrodiplomacy) untuk koeksistensi antarbangsa.

Baca Juga: Ide Menu Makan Sehari-hari Cukup Simpel, Resep Ayam Goreng Sereh dan Sambal Bajak Sunda Pedas Gurih

Putu berpendapat, perspektif diplomasi BKSAP melihat air sebagai komoditas yang mampu menjembatani manusia lintas wilayah, mengingat sifat air yang mengalir, dan alirannya juga tak kenal batas wilayah.

Putu menjelaskan lebih lanjut, data dari World Resources Institute (WRI) Aqueduct Water Risk Atlas, menemukan sedikitnya 25 negara (seperempat dari populasi dunia) terekspos pada tingkat water stress yang sangat tinggi secara menahun.

Sekitar 4 miliar penduduk, lanjut dia, terancam kelangkaan air sedikitnya sebulan sekali per tahun.

Pada 2050, angka tersebut dapat meningkat ke 60 persen dari penduduk global.

Di Indonesia, khususnya Pulau Jawa, Bali, NTB, hingga Tanimbu (Maluku), pada 2030, diperkirakan mengalami kelangkaan air dari tinggi hingga sangat tinggi.

"Tantangan terkait water stress ini berlipat, tidak hanya dari perubahan iklim, tetapi juga akibat konflik dan peperangan. Bisa dibilang air ini untuk kesejahteraan dan perdamaian dunia,” ungkap Putu menjelaskan.

Baca Juga: Resep Semur Ayam Tahu Pakai Santan yang Super Lekoh, Sedap, Kental Paling Cocok disajikan Dengan Nasi Hangat

Data SDGs 2023 dari PBB, lanjut dia, juga masih mencatat miliaran penduduk masih mengalami kekurangan akses ke air minum layak (aman), sanitasi dan higienitas.

Cakupan layanan air minum di Indonesia telah berada di 91,05 persen dengan target pemerintah 100 persen pada 2024 ini.

Putu yang juga Anggota biro, Komite IPU (Inter-Parliamentary Union) untuk pembangunan berkelanjutan menyampaikan, DPR RI akan menjadi host penyelenggaraan parliamentary side event ‘The 10th World Water Forum’ di Nusa Dua, Bali.

Pembahasan mengenai isu yang berkaitan tentang air merupakan pembahasan yang sangat menarik untuk disimak. Air menjadi kebutuhan utama bagi manusia dan akan menjadi kelangkaan yang luar biasa jika tidak ditanggulangi dari sekarang.***

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler