Cerita Sebung Bandung yang Dikatain Tak Mengenakan, Namun Tularkan Semangat Berbagi

8 Oktober 2020, 14:43 WIB
Sebung Bandung /instagram/

GALAMEDIA - “Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang dapat bermanfaat bagi sesamanya”. Begitulah kira-kira kata pepatah soal tindakan yang dapat dipilih sebuah makhluk yang bernama manusia. Ada banyak cara yang dapat dilakukan seorang manusia untuk bisa bermanfaat bagi sesamanya. Salah satunya adalah saling membantu untuk bisa berbuat baik.

Saling membantu tersebut dapat direalisasikan dengan kegiatan yang rutin dilakukan oleh salah satu komunitas non-profit yang bergerak di bidang sosial yakni Sebung Bandung. Komunitas non-government organization (NGO) ini melakukan kegiatan rutinnya setiap satu minggu sekali dengan cara membagi-bagikan nasi bungkus kepada orang yang sekiranya membutuhkan di jalanan.

Ada pun untuk kegiatan bulanan atau tahunannya, komunitas yang memiliki slogan semangat berbagi ini biasanya melakukan kegiatan bakti sosial di panti asuhan atau panti jompo.

Baca Juga: Masifkan Sosialisasi 3M, Gugus Tugas Bandung Kidul Bentuk Agen Perubahan Perilaku

Mulai berdiri dan melakukan kegiatannya pada awal tahun 2017, komunitas Sebung Bandung merupakan komunitas yang semangat geraknya ditularkan oleh Sebung Surabaya yang lebih dahulu berdiri pada 2012.

Dibawa oleh Khoirul Nuraisah ke tanah Pasundan sejak tiga tahun lalu, Sebung Bandung telah menularkan semangat berbaginya kepada banyak orang. Kendati demikian, Khoirul atau kerap disapa Iyung, pernah mendapatkan perkataan yang tidak mengenakkan terkait kegiatan yang dilakukannya bersama Sebung oleh seseorang di suatu kegiatan yang pernah diikutinya.

“Cuma bagi-bagi nasi doang?,” kata orang tersebut saat Iyung bercerita soal kegiatan mingguan Sebung.

“Jleb banget, sih ke hati ketika dia bilang gitu,” keluhnya.

Baca Juga: Buruh Kota Cimahi Mulai Bergerak ke Gedung Sate Suarakan Tolak UU Cipta Kerja

Meski begitu, Iyung memaklumi bahwa orang-orang di kegiatan tersebut notabene memiliki latar belakang pendidikan dengan jurusan Kesejahteraan Sosial, dan memiliki mata kuliah yang mewajibkan mereka untuk melakukan pemberdayaan terhadap orang-orang tidak mampu.

“Makanya ketika aku perkenalkan diri dari Sebung dan kegiatannya bagi-bagi nasi, mereka langsung tidak ada ketertarikan dan malah terkesan menyesalkan kenapa kita bagi-bagi nasi. Karena mereka tahu, karakteristik masyarakat miskin di Indonesia cenderung senang dikasih, bahkan banyak yang sengaja mempertahankan kemiskinannya.,” katanya dengan nada khasnya, ketika diwawancarai via Whatsapp beberapa waktu lalu.

Selain pernah dituai kritikan, perjalanan Sebung Bandung selama tiga tahun eksis pun tentu tidak selalu mulus. Hampir selalu ada persoalan yang dihadapi oleh para pengurus di setiap tahunnya, mulai dari tidak adanya donatur, hingga semangat para penggerak yang mulai turun. Hal tersebut diungkapkan oleh koordinator Sebung Bandung, Syamil Azman.

Baca Juga: Ndaru Farm, Teknik Beternak Ikan dan Berkebun Dengan Aquaponik yang Banyak Diburu

Lebih lanjut Syamil mengatakan, bahwa strategi ia dan pengurus lainnya untuk mencari donatur salah satunya adalah dengan mempromosikan profil sebung untuk mengajak orang-orang berdonasi di car free day (CFD).

“Selain mengajak orang berdonasi lewat media sosial instagram Sebung Bandung, kita juga sesekali ke CFD untuk promosi dan ajak orang-orang berdonasi. Selain itu juga kita kadang melakukan kolaborasi dengan komunitas lain untuk mengikuti kegiatan kita, biar Sebung makin dikenal,” ungkapnya ketika diwawancarai via Whatsapp beberapa waktu lalu.

Saat pandemi pun, Sebung Bandung tetap melakukan kegiatannya dengan berbagi kepada orang yang terdampak pandemi dengan cara membagikan sembako. Selain itu, komunitas ini juga menggalang donasi untuk masyarakat Cicurug Sukabumi yang terkena banjir bandang.

Baca Juga: Verifikasi Akun ShopeePay, Ada Fitur Tambahan dan Promo Lainnya

Syamil berharap, para penggerak yang terlibat di komunitas ini dapat memberikan dampak dan pengaruh lebih terhadap masyarakat yang lain dengan caranya masing-masing.

Salah satu penggerak yang telah mengikuti kegiatan sebung selama kurang lebih 6 bulan, Andi Setiawan mengatakan bahwa kesan yang ia rasakan selama berada di komunitas ini adalah karakter orang-orang di dalamnya yang hangat dan tidak membeda-bedakan antara penggerak baru, penggerak lama dan pengurus.

Ia juga mendapatkan manfaat selama menjadi salah satu bagian dalam komunitas ini, salah satunya adalah jadi terbiasa memberi kepada yang membutuhkan.

Baca Juga: Berbulan-bulan Tak Mengganti Masker N95, Dokter Muda Texas Meninggal Akibat Pendarahan Otak Hebat

“Setelah selama ini ikut Sebung, lama-lama jadi merasa tidak keberatan untuk memberi kepada yang membutuhkan,” katanya.

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler