Pegiat Nahdliyyin Kota Bandung Gelar Tradisi Lailatul Ijtima di Ponpes Miftahul Khoir

24 Juni 2024, 21:50 WIB
Jamaah Nahdliyyin di Kota Bandung kembali mengadakan tradisi Lailatul Ijtima di Pondok Pesantren Miftahul Khoir, Jl. Tubagus Ismail VIII No.60, Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. /Foto : Istimewa /

 

GALAMEDIANEWS - Para pegiat Jamaah Nahdliyyin di Kota Bandung kembali mengadakan tradisi Lailatul Ijtima di Pondok Pesantren Miftahul Khoir, Jl. Tubagus Ismail VIII No.60, Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Jawa Barat.

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Cijawura, KH. Asep berpendapat bahwa kegiatan Lailatul Ijtima merupakan tradisi leluhur para pendiri NU yang harus terus kita jaga dan dirawat sebagai wadah silaturahmi warga Nahdliyyin di Kota Bandung.

"Kegiatan Lailatul Ijtima semacam ini merupakan tradisi para muasis NU yang perlu kita jaga, tak lain untuk mempererat tali kasih di antara kita sebagai Warga Nahdlatul Ulama,"  kata Kiyai Asep, Senin 24 Juni 2024.

Kegiatan Lailatul Ijtima menurutnya selain mempererat silaturahmi sesama warga Nahdliyyin, Kiyai Asep menambahkan bahwa kegiatan tersebut sebagai ajang saling tukar informasi dan pikiran serta diskusi tentang keumatan khususnya di kalangan Warga NU.

Baca Juga: Duta Besar RI Untuk Jepang Heri Akhmadi Meresmikan Pesantren Pertama NU di Kota Koga Prefektur Ibaraki

" Hal ini penting sekali, selain silaturahmi pada malam ini, Lailatul Ijtima merupakan sebagai gagasan untuk kepentingan dan kemajuan NU, bertukar pikiran dan berita atau berdiskusi program sesama jam'iyah" tegas Kiya Asep, yang juga sebagai Wakil Rois Syuriah PCNU Kota Bandung. 

Selain Kiyai Asep Usman, hadir KH. Anwar Munawar yang menyampaikan iftitah pada acara tersebut, ia menjelaskan keberhasilan satu jamaah bisa dilihat dari kekuatan komunitas dan pada kekompokan dan kekuatan jama'ahnya. 

"Jika jamaah berdiri sendiri  tanpa kekompakan, ini akan lemah, hanya dengan berjamaah seperti malam ini kekuatan bisa terjadi" kata Kiyai Anwar yang turut menyampaikan pangantar pada acara Lailatul Ijtima malam itu. 

Kiyai Anwar juga berpesan pentingnya jadi muharik NU di Kota Bandung, bila sudah menjadi muharik atau pegiat NU, harus siap turun ke bawah pada tataran elemen Warga NU paling terbawah, turun ke tingkat Ranting misalnya mereka harus tetap  terhubung dan diperhatikan dengan baik dengan kekuatan jamaah NU di level atasnya. 

Baca Juga: LP Ma’arif NU Provinsi Jawa Barat Adakan Halal Bi Halal Dan Rapat Koordinasi Pengurus

"Ini sangat penting saya kira, mudah-mudah an kita harus bisa turun meski melalui gerakan kultur semacam ini, kita bisa melakukan silaturahmi dan menggerakkan pada tingkat ranting, karena di level ini kekuatan NU bisa rasakan," ujar Kiyai yang pernah nyantri di Lirboyo ini.

Sementara pegiat Nahdliyyin  Kota Bandung lain seperti Ir.H. Bambang Yasmadi memaparkan soal perlunya ada langkah-langkah teknis dan strategis, agar kegiatan ini terwadahi secara legal formal seperti mebentuk Yayasan atau sejenisnya, meki kegiatan tersebut berjalan secara kultural. 

"Karena kita sudah menyelenggarakan kegiatan Lailatul Ijtima ini beberapa kali pertemuan, dan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya kita semua sepakat untuk membentuk wadah yang lebih spesifik, seperti Yayasan gitu, agar apa yang kita diskusikan pada Lailatul Ijtima ini arahnya lebih jelas, terukur dan terarah," ujar H. Bambang Yasmadi yang juga sebagai inisiator kegiatan tersebut.

Baca Juga: Meski Hujan, Warga NU Kota Bandung Tetap Antusias Mengadakan Lailatul Ijtima’

Soal wadah tersebut, H. Bambang menambahkan akan segera dilegalkan kenotariatan setelah ada gambaran yang terang atau isyarah dari para Kiyai-Kiyai, baginya isyarat dari para kiyai ini cukup penting sebagai sandaran dalam membumikan gerakan Nahdlatul Ulama di Kota Bandung ini, walau gerakan ini hanya gerakan kultur.

"Kalau untuk nama dan brand untu gerakan ini intinya kan sudah ada, sudah kita sepakati bersama pada pertemuan bulan kemaren di Ponpes Arrohmaniah, ini ya tinggal nunggu Isyarah dari para kiyai soal waktu dan tagal bagusnya untuk segera kita bawa ke notaris," ujar H. Bambang yang juga pengurus ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama ( ISNU ) Jawa Barat.

Sebagai penunjang kegiatan, para pegiat Nahdliyyin Kota Bandung ini, selain mengadakan tradisi Lailatul Ijtima yang bergulir di tiap-tiap Kecamatan setiap satu bulan sekali ini, akan segera difugsikan  sejumlah asetnya. Hal itu disampaikan H. Azzy Hisan saat memaparkan maping program-program kultural yang akan segera direalisasikan. 

"Guna menunjang kegiatan ke umatan secara mandiri, iya kita ada lah, lahan perkiraan 198m² yang terletak di Jl. Cingised, Kota Bandung, yang sekarang lagi dibenahi untuk segera difungsikan," ujar H.Azzy Hisan yang juga pemilik lahan tersebut. 

Baca Juga: Simak! Penetapan 1 Ramadan versi Muhammadiyah dan Jadwal Sidang Isbat oleh NU

Kebersamaan pada kegiatan malam Lailatul Ijtima di Pondok Pesantren Miftahul Khoir,  malam, jadi semangat tersendiri bagi sejumlah pegiat Nahdliyyin Kota Bandung, khusunya seperti di sampaikan KH. Zaenal Muttaqin pengasuh Pondok Pesantren Arrohmah Kota Bandung yang hadir di sela-sela sesi akhir acara tersebut. 

"Saya semangat sekali, ini seperti memiliki magnet tersendiri seperti berada pada acara pengkaderan yang pernah saya ikuti, baik PDPKNU, PMKNU maupun MKNU, terlihat kebersamaan tak ada jarak, mencair dan penuh kekeluargaan sesama warga NU," ujar Kiyai Zenal yang pernah lama berada di Mekah Al-Mukarramah Arab Saudi. 

Pada kesempatan acara tersebut selain dihadiri sejumlah sesepuh Pondok Pesantren Miftahul Khoir, hadir pula  pegiat NU Kecamatan Coblong H. Iwan Efendi, H. Ace sekaligus sebagai tuan rumah. 

Turut hadir pula pegiat NU Kecamatan Antapani Asep Nuzaman, pegiat NU Kecamatan Bandung Kidul Kiyai Toni Adi Musthofa, pegiat NU Kecamatan Babakan Ciparay KH. Achmad Izzuddin, pegiat NU Kecamatan Kiaracondong H. Rizky Bela, pegiat NU Kecamatan Regol H. Suraji dan sejumlah pengurus Ansor Kecamatan Cibeunying Kaler serta beberapa santri Miftahul Khoir. 

Sebagai informasi kegiatan Lailatul Ijtima tersebut sudah berlangsung sebanyak 7 kali  sejak Januari 2024, dan akan terus bergilir setiap bulan ditiap Kecamatan, Kota Bandung, tujuannya tidak lain untuk mempererat silaturahmi sesama warga Nahdliyyin dan menyiarkan tradisi para leluhur Nahdlatul Ulama. ***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler