GALAMEDIA - Satu bulan sebelum pelantikan presiden Amerika terpilih, 20 Januari mendatang, Joe Biden dikatakan tengah mempertimbangkan serangan dunia maya terhadap infrastruktur Rusia.
Langkah ini menjadi pembalasan atas peretasan terhadap 200 lembaga dan perusahaan federal AS, termasuk FBI, markas pertahanan Pentagon dan Administrasi Keamanan Nuklir Nasional.
Dikutip Galamedia dari DailyMail, Senin (21 Desember 2020) tim presiden terpilih mempertimbangkan beberapa opsi atas dugaan peran Rusia dalam peretasan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap lembaga dan perusahaan pemerintah AS.
Baca Juga: Pilkades di Sumedang Berbuntut Tiga Calon Kades Lakukan Protes
Sumber Reuters menyebut, pembobolan data besar-besaran memungkinkan peretas yang diyakini berasal dari dinas intelijen luar negeri SVR Rusia, menjelajahi jaringan lembaga pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga think-tank AS selama berbulan-bulan.
Pihak Moskow sejauh ini membantah terlibat. Kepala Keamanan Siber DHS yang dipecat Trump, Chris Krebs hari Minggu kemarin mengakui 'kegagalannya' menghentikan peretasan.
Kepada CNN ia mengatakan, “Peretasan terjadi dalam pengasawanku. Kami dan yang lainnya tak menyadarinya. Tapi sekarang kita harus memastikan untuk menghentikannya, mengeluarkan Rusia dari jaringan..”
Baca Juga: Peras Wanita Penyedia Jasa Kencan, Oknum Polisi Ini Diterapkan Jadi Tersangka
Kreb juga memperingatkan sensitivitas kasus ini. Sementara itu Biden dilaporkan mempersiapkan opsi sanksi keuangan dan serangan dunia maya terhadap infrastruktur Rusia sebagai balasan.
"Mereka akan dimintai pertanggungjawaban," kata Biden dalam wawancara yang disiarkan CBS pekan lalu saat ditanya tentang bagaimana tanggapannya atas peretasan Rusia.
Dia berjanji untuk memastikan 'dampak finansial' pada 'individu maupun entitas' yang ada di balik serangan maya ini.
Sumber mengatakan tanggapan harus cukup kuat hingga berdampak pada ekonomi, keuangan atau teknologi tinggi para pelakunya.
Baca Juga: Tagar #tangkapanakpaklurah Menggema, Gibran: Kalau Ada Buktinya Sini
Tapi semua harus dilakukan dengan menghindari eskalasi di antara dua musuh Perang Dingin bersenjata nuklir ini.
Tujuan menyeluruh dari tindakan balasan juga meliputi upaya peningkatan aksi kontra spionase dunia maya demi mengurangi potensi mata-mata dunia maya Rusia di masa depan.
Krisis yang sedang berlangsung dan kurangnya visibilitas atas sejauh mana infiltrasi ke jaringan komputer agen federal termasuk Departemen Keuangan, Energi dan Perdagangan akan mendorong agenda Biden setelah menjabat pada 20 Januari.
Baca Juga: Pamer Cincin Berlian Menakjubkan, Dilamar Kekasih Baru Ariana Grande Resmi Bertunangan
Kasus mengemuka setelah peretasan perusahaan SolarWinds diretas hingga merembet pada sistem komputer sektor publik dan swasta.
SolarWinds selama ini “mengurusi” perangkat lunak pemantauan jaringan penting yang digunakan pemerintah AS dan banyak perusahaan blue-chip Amerika.
“Respons simbolis tidak akan memberi keuntungan apa pun,” ujar James Andrew Lewis, pakar keamanan dunia maya di Pusat Kajian Strategis dan Internasional, sebuah wadah pemikir Washington.