“Kita ingin Rusia tahu bahwa kita melakukan perlawanan.”
Baca Juga: DPR Anggap Pemerintah Tak Punya Transparansi, Hanya Narasi Soal Vaksin Covid-19
Sedangkan Presiden Donald Trump melalui cuitan hanya mengakui terjadi peretasan tanpa menyebut Rusia setelah hampir satu minggu bungkam. Ia bahkan meragukan Rusia di balik aksi massif ini.
Sikap Trump tidak luput dari perhatian anggota Kongres Demokrat yang mengecam. Trump dianggap gagal menangani masalah tersebut dan dituntut memberikan tanggapan keras terhadap para pelaku.
Baca Juga: Paul Harold Terpilih secara Aklamasi sebagai Ketua Dekopinda Kota Bandung Periode 2020-2025
“Bangsa kita sedang diserang. Serangan dunia maya ini bisa jadi yang terbesar dalam sejarah kita. Kami belum tahu sejauh mana kerusakannya, tapi kami tahu bahwa kita tidak siap,” ujar Jason Crow, wakil dewan dari Colorado.
Crow juga menyamakan peretasan ini dengan serangan Pearl Harbor. “Situasinya terus berkembang, tetapi semakin saya pelajari serangan dunia maya ini setara dengan Pearl Harbor di era modern.”
Baca Juga: Disparbud Jabar Inisiasi Sidang Penetapan WBTb Tingkat Provinsi Secara Daring dan Protokol Kesehatan
Senator Demokrat lainnya Mark Warner, anggota peringkat Komite Intelijen menyebut identifikasi peran Kremlin dalam serangan dunia maya menjadi kali ini menjadi 'tangkapan besar'.
Sedangkan diskusi antara penasihat Biden disebut masih bersifat teoretis dan perlu disempurnakan begitu resmi menjabat hingga mendapat pengetahuan penuh terkait kemampuan AS.
Baca Juga: Tampol Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya, Fahri Hamzah: Dia Kira Dia Akan Masih Terus di Situ
Tim Biden juga membutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang intelijen AS khususnya mengenai pelanggaran dunia maya sebelum membuat keputusan apa pun, ujar sebuah sumber.
Sejauh ini akses presiden terpilih untuk briefing intelijen presiden ditunda hingga sekitar tiga minggu lalu setelah Trump memprotes hasil pemilu 3 November.***