Ceng Aat : Memerangi Paham Radikalisme, Terorisme Tanggungjawab Bersama 

- 25 Desember 2020, 06:14 WIB
Koordinator Forum Kyai Muda se-Kabupaten Bandung KH Ibnu Athoillah Yusuf Al Hafidz saat memberikan keterangan kepada wartawan di sela-sela kegiatan Mudzakarah Kyai Muda se-Kabupaten Bandung di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al Islami Kabupaten Bandung Kamis 24 Desember 2020 malam. 
Koordinator Forum Kyai Muda se-Kabupaten Bandung KH Ibnu Athoillah Yusuf Al Hafidz saat memberikan keterangan kepada wartawan di sela-sela kegiatan Mudzakarah Kyai Muda se-Kabupaten Bandung di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al Islami Kabupaten Bandung Kamis 24 Desember 2020 malam.  /Engkos kosasih

GALAMEDIA -  Koordinator Forum Kyai Muda se-Kabupaten Bandung KH Ibnu Athoillah Yusuf Al Hafidz menegaskan, perang terhadap radikalisme, terorisme bukan hanya tanggungjawab pemerintah dan aparat keamanan saja. Melainkan peran serta seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama melawan dan tidak memberikan ruang sedikitpun tumbuhnya paham radikalisme dan terorisme sejak dini harus dilakukan.

"Jangan biarkan virus perusak ini mencoba menjadikan Indonesia sebagai lahan mereka seperti yang dilakukan di Irak, Suriah, Libya dan lain-lain. Mari kita bersama-sama  menjaga Indonesia dengan kebhinekaan dan ideologi Pancasila yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa," kata KH Ibnu Athoillah Yusuf Al-Hafidz kepada wartawan pada Mudzakarah Kyai Muda se-Kabupaten Bandung di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al Islami Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung Kamis 24 Desember 2020 malam. 

Baca Juga: Emil Klaim Pelaksanaan Misa Natal di Jabar Berlangsung Aman dan Mengedepankan Protokol Kesehatan

Ceng Aat, panggilan akrab KH Ibnu Athoillah Yusuf Al-Hafidz, mengatakan, kegiatan mudzakarah kyai muda ini dilaksanakan dalam rangka rasa prihatin mereka sebagai umat Islam khususnya terkait maraknya paham radikalisme, tindakan terorisme dan separatisme. 

"Kita harus melakukan segala upaya dalam mencegah atau menangkal tumbuh maupun berkembangnya paham radikalisme dan intoleransi," kata Ceng Aat, Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Arqom Al Islami ini. 

Ia menyatakan kyai, santri dan pesantren berkomitmen bersama dalam menjaga keutuhan NKRI dari paham radikalisme, intoleransi, terorisme dan separatis dengan berbagai upaya yaitu salah satunya dengan melaksanakan kegiatan tersebut. 

Baca Juga: Piala Dunia U-20 Indonesia 2021 Batal Digelar, Padahal PSSI Sudah Siap

"Tindakan terorisme dan radikalisme dapat terbentuk sejak dini melalui paham-paham dan ajaran radikal yang disisipkan dalam kegiatan kajian atau tausyiah dengan mengatasnamakan jihad dalam agama Islam yang dilakukan oleh para pelaku atau kelompok radikal dan teror.

"Penyakit intoleran merupakan salah satu penyebab terjadinya radikalisme yang berujung pada terjadinya tindakan terorisme," katanya.

Dikatakan Ceng Aat, paham radikalisme seringkali membungkus kegiatannya dengan atas nama agama Islam. "Padahal agama Islam adalah agama yang Rahmatan Lil Al-Amin," ucapnya. 

Baca Juga: MUI Sebut Ada Pejabat yang Ingin Indonesia Buka Hubungan dengan Israel

Menurutnya, saat ini paham radikalisme dapat berkembang pesat melalui media sosial yang sasarannya adalah anak-anak muda. "Kita harus bijak dalam menggunakan medsos dalam kehidupan sehari-hari," katanya. 

Ceng Aat menuturkan, keberadaan paham radikalisme yang telah menjurus pada tindakan kekerasan dan terorisme sudah sampai pada ambang batas yang tidak dapat ditoleransi lagi. 

"Paham radikalisme yang sedang berkembang di Indonesia sudah tidak lagi sebatas pada cara berpikir tetapi sudah terorganisir menjadi sebuah gerakan politik," ujarnya.

Baca Juga: Tegaskan Tak Ada Islamofobia di Indonesia, Mahfud MD: Banyak Petinggi TNI Polri Pandai Mengaji

Menurutnya, bahaya dari gerakan politik kelompok radikalisme ini adalah mereka tidak mempercayai ruang demokrasi yang konstitusional dalam memenangkan kepentingan politiknya. 

"Cara-cara kelompok intoleran, teror, radikal dan separatis saat ini tidak peduli siapa pun korbannya, termasuk keluarganya sendiri. Gerakan politik kelompok intoleran dan radikal ini sudah menggunakan berbagai cara untuk menteror masyarakat Indonesia," tuturnya. 

Dikatakannya, mulai dari teror dengan menggunakan bom, bom bunuh diri, penyerangan/penembakan aparat keamanan, persekusi dan tindakan kekerasan (anarkisme) dan terakhir penikaman dengan menyasar langsung obyek serangannya yaitu salah satu tokoh pimpinan di Indonesia. 

Baca Juga: Pasteur Banjir Besar, Kawasan Cihampelas Juga Ikut Terendam Akibat Tanggul Jebol

"Seruan perang melawan radikalisme ini sebaiknya langsung pada bentuk yang nyata, dengan menyiapkan berbagai perangkat hukum dan memobilisasi aparat keamanan untuk memburu setiap gerak yang mengandung potensi radikalisme politik," urainya. 

Ceng Aat mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungannya dari berkembangnya gerakan radikalisme politik yang dapat membahayakan kerukunan yang selama ini telah terbangun.

Baca Juga: Inalillahi, Satu Mobil Terseret longsor di Ruas Jalan Penghubung Bandung-Garut

"Kami Forum Kyai Muda se-Kabupaten Bandung menyerukan perang melawan radikalisme, intoleransi, terorisme dan separatis. Ajakan perang ini merupakan langkah demi menyelamatkan Indonesia dari rongrongan kelompok dan ormas radikal intoleran," pungkasnya. ***

 

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah