Akibat Pandemi Covid-19, Anggota Asita Jabar Alami Kerugian Capai Rp 10 Triliun Lebih

- 30 Desember 2020, 12:53 WIB
Jumpa Pers Refelski Akhir Tahun Asita Jabar di Gedung Asita Jabar, Rabu 30 Desember 2020
Jumpa Pers Refelski Akhir Tahun Asita Jabar di Gedung Asita Jabar, Rabu 30 Desember 2020 /tangkap layar whatsapp


GALAMEDIA - Kerugian yang dialami anggota ASITA Jawa Barat akibat Pandemi Covid-19, dari bulan Maret hingga Juni 2020, ditaksir mencapai Rp 10 tirliun lebih. Hal itu diungkapkan Ketua ASITA Jabar, Budijanto Ardiansjah dalam jumpa pers ASITA Refleksi Akhir 2020 secara daring, Rabu 30 Desember 2020.

Dikatakan Budi, sektor parwisata merupakan sektor yang paling terdampak akibat dari pandemi Covid-19 ini. "Kerugian hingga bulan Juni 2020 saja ditaksir mencapai 10 triliun, jika dihitung sampai Desember ini, mungkun kerugian akan jauh lebih banyak lagi," katanya.

Budi memberi contoh, jika satu travel agen saja dalam setahun ada kontrak (nilai) masuk sebesar Rp 50 miliar atau Rp 20 miliar. "Jika dikalikan dengan jumlah anggota ASITA Jabar yang mencapa 700 anggota, berapa kerugian yang diderita para anggota akibat pandemi Covid-19 ini," ujarnya.

Baca Juga: Erdi : Kasus Habib Bahar bin Smith Sudah P21, dan Siap Disidangkan di Cibinong

Dikatakan Budi, sejak merebak wabah virus Corona (Covid-19) pada Maret lalu, sebulan kemudian (Mei) banyak anggota yang terpaksa tutup atau tiarap tidak beroperasi hingga bulan Juni dan Juli 2020.

"Ada sebagian anggota yang memPHK pekerjanya, merumahkan atau beralih profesi ke bidang lain, karena tidak ada pergerakan pariwisata sama sekali," katanya.

Walaupun demikian, lanjut Budi, ASITA Jabar tidak mau mengalah begitu saja pada keadaan. Pihaknya pun kemudian memberikan pelatihan kepada para anggota bagaimana menjalankan pariwisata (travel) dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dimasa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Kabar Baik, Sebuah Kajian Menyebut Varian Baru Virus Covid-19 Tidak Lebih Parah

"Disektor pariwisata ada program CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) yang wajin dilaksanakan oleh para pelaku perjalanan wisata untuk menarik wisatawan," ujarnya.

Budi pun menegaskan, pelaksanaan perjalanan wisata wajib mengedepankan protokol kesehatan dengan penerapan CHSE tersebut. Sehingga ketika pandemi ini berakhir, para pelaku (anggota) ASITA sudah siap melaksanakan.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x