GALAMEDIA Salah satunya adalah kehidupan di panti asuhan, yang selama ini bergantung pada para penyandang dana atau donatur.
Salah satunya seperti yang dialami Panti Asuhan Tuna Netra Selama Pandemi, Pengelola Panti Asuhan di Kota Cimahi naungan LSM Titipan Anak Bangsa yang lokasinya berada di Kompleks SLBN A Citeureup Jalan Sukarasa, Kota Cimahi.
Sejak mewabahnya Covid-19, banyak donatur tidak bisa lagi menyalurkan bantuannya kepada panti asuhan. Kondisi ini sangat berpengaruh bagi kehidupan 34 anak penyandang tuna netra yang diasuh LSM Titipan Anak Bangsa ini.
Pembatasan aktifitas masyarakat di tengah wabah Covid-19 ini membuat kunjungan donatur berkurang hingga 50%.
"Dulu kita bisa jemput bola seperti undangan syukuran dari donatur untuk anak-anak di luar. Sekarang hanya menunggu kedatangan donatur, tidak jarang juga mereka mengirim bantuan pakai jasa ojek online. Donasi juga jumlahnya menurun. Kita mengerti kondisi sekarang, banyak orang juga terdampak ekonominya," ungkap Ketua LSM Titipan Anak Bangsa Yulianti Rahayu Rivai saat ditemui di lokasi, Rabu 3 Februari 2021.
Ditengah keterbatasan, pandemi membuat biaya operasional justru membengkak. Selain harus memperhatikan asupan gizi anak-anak, pengelola juga harus menyiapkan dana ekstra untuk menyediakan obat-obatan hingga suplemen. Juga muncul biaya lain untuk berbagai kegiatan yang dilakukan di asrama.
Baca Juga: Single Terbaru Yura Yunita 'Duhai Sayang' Bikin Pendengar Senyum-senyum Sendiri
"Memang kebutuhan membengkak, kualitas gizi anak-anak kita perhatikan, termasuk pemberian vitamin dan suplemen untuk daya tahan tubuh harus tersedia. Belum lagi obat-obatan, cuaca sekarang dingin muncul keluhan sakit. Kegiatan juga difokuskan di internal, otomatis butuh biaya," jelasnya.