Waduh, Angka Kemiskinan Naik Jadi 27,55 Juta Orang, BPS: Efek dari Pandemi Covid-19

- 15 Februari 2021, 17:56 WIB
ILUSTRASI angka kemiskinan di Indonesia mengalami peningkatan akibat pandemi Covid-19.*
ILUSTRASI angka kemiskinan di Indonesia mengalami peningkatan akibat pandemi Covid-19.* /DOK. PIKIRAN RAKYAT/

 

GALAMEDIA – Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis data terbaru mengenai ekspor impor, upah pekerja/buruh, kemiskinan, dan rasio gini.

BPS mengungkap, sejak Indonesia dilanda Covid-19 pada Maret 2020, angka kemiskinan mulai meningkat.

Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto memaparkan penjelasannya melalui saluran kanal YouTube Statistik BPS, Senin, 15 Februari 2021.

Baca Juga: Bansos Cair Februari 2021, Simak Cara Mencairkan BST Rp 300 Ribu di dtks.kemensos.go.id

Ia mengungkap perkembangan laju pertumbuhan angka kemiskinan akibat dari pandemi Covid-19.

Dalam paparannya, Kecuk menjelaskan, sejak Indonesia dilanda Covid-19 pada Maret 2020, angka kemiskinan mulai meningkat.

Pada September 2019 angka kemiskinan berjumlah 24,79 juta orang, turun 9,22 persen dibanding Maret 2019 yakni sebanyak 25,14 juta orang.

Tetapi memasuki Maret 2020, jumlah kemiskinan kembali meningkat seiring masuknya Covid-19 ke Indonesia. Pertumbuhan angka kemiskinan naik 9,78 persen menjadi 26,42 juta orang.

Baca Juga: Innalillahi, Korban Meninggal Akibat Longsor di Nganjuk Terus Bertambah, Ratusan Warga Mengungsi

Kemudian efek dari pandemi semakin menghantam masyarakat kalangan bawah yang masuk jurang kemiskinan, sehingga pada September 2020 bertambah 10,19 persen atau 1,13 juta, sehingga menjadi 27,55 juta orang.

"Jadi kalau kita bandingkan September 2019 dengan September 2020, persentase penduduk miskin meningkat dari 9,22 persen menjadi 10,19 persen. Artinya terdapat kenaikan sebesar 0,97 persen," jelas Kecuk di kantor BPS, Jakarta, 15 Februari 2021.

Perbandingan antar bulan September tersebut memperlihatkan jumlah angka kemiskinan bertambah sebesar 2,76 juta orang.

Kecuk menambahkan, meski terjadi peningkatan jumlah kemiskinan, masih terbilang dapat ditekan menjadi 0,97 persen karena ada bantuan dari pemerintah.

Baca Juga: Covid RI Senin 15 Februari 2021: Positif jadi 1.223.930, Sembuh 1.032.065 dan Meninggal 33.367 Orang

"Jadi ini menunjukan bahwa berbagai program perlindungan sosial yang dirancang pemerintah selama masa pandemi ini sangat membantu, terutama masyarakat lapisan bawah," tuturnya.

Dirinya menyampaikan, efek pemerintah yang telah memperluas bantuan membuat prediksi dan simulasi dari berbagai lembaga mengenai angka kemiskinan dampak dari pandemi meleset dari data yang dipaparkan oleh BPS.

Selanjutnya Kecuk menyampaikan kondisi mengenai kondisi kemiskinan antara penduduk di perkotaan dan perdesaan.

Peningkatan penduduk miskin di perkotaan dari September 2019 ke Maret 2020 naik sebesar 0,82 persen menjadi 7,38 persen.

Sedangkan jumlah penduduk miskin di perdesaan pada September 2019 sebesar 12,60 persen naik 0,22 persen menjadi 12,82 persen.

Baca Juga: Irjen Napoleon Bonaparte Dituntut Tiga Tahun Bui karena Terima Ribuan Dolar dari Djoko Tjandra

Kondisi ini semakin parah di bulan September 2020, angka kemiskinan penduduk perkotaan meningkat kembali sebanyak 0,50 persen, sehingga jumlahnya menjadi 7,88 persen.

Begitu juga bagi penduduk perdesaan pada September 2020 meningkat kembali menjadi 13,20 persen atau bertambah sebanyak 0,38 persen.

Jumlah pertumbuhan angka kemiskinan di perkotaan lebih besar daripada di perdesaan, yakni naik sebesar 1,32 persen poin, sedangkan perdesaan sebanyak 0,60 persen poin.

"Covid-19 ini lebih berdampak ke perkotaan daripada perdesaan, bisa kita lihat pertumbuhannya naik sebesar 1,32 persen," tambah Kecuk.

Baca Juga: Dunia Ilmu Komunikasi Berduka, Jalaluddin Rakhmat Meninggal Dunia

Selain itu Kecuk menjelaskan bahwa Garis Kemiskinan selama Maret 2020 hingga September 2020 naik sebesar 0,94 persen.

"Dari Rp 454.652 per kapita per bulan pada Maret 2020 menjadi Rp 458.947 per kapita per bulan pada September 2020,” katanya.

Kepala BPS menegaskan bahwa pemerintah harus memberikan perhatian ekstra agar semua masalah yang terjadi selama masa pandemi Covid-19 ini bisa teratasi dengan sebaik mungkin.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah