GALAMEDIA - Pandemi Covid-19 berdampak besar diberbagai lini sektor. Seperti sektor kesehatan, ekonomi, sosial dan budaya.
"Situasi itu secara langsung telah berkontribusi terhadap terjadinya peningkatan angka kemiskinan di Sumedang. Yang semula data kemiskinan di Sumedang berjumlah 132.000 kepala keluarga (KK). Dan setelah pandemi Covid-19 bertambah jadi 180.000 KK," kata Bupati Sumedang Dr.H.Dony Ahmad Munir, Senin 2 November 2020.
Menurut Dony, penambahan data tersebut merupakan kategori miskin baru, akibat hilangnya mata pencaharian warga.
Baca Juga: Usai Libur Panjang, Pasien Covid-19 di Indonesia Bertambah 2.618 Orang
Dalam mengatasi persoalan tersebut, Pemkab Sumedang bersama Pemerintah pusat, provinsi, sampai desa ditambah kolaborasi pentahelix ikut berperan menangani covid-19 di Kabupaten Sumedang
Disektor ekonomi, Pemkab Sumedang telah melakukan kajian dan analisis dalam mengatasi dampak ekonomi akibat covid dalam empat tahapan. Yaitu rescue (penyelamatan), recovery (pemulihan), stabilization (penyetabilian) dan terakhir development (pengembangan).
"Rescue ini ada jaringan pengaman sosial kemudian bantuan tunai dan subsidi lainnya. Pada fase recovery dipusat ada banpres untuk produktif, kemudian ada beberapa skema untuk membantu para tenaga kerja termasuk untuk sektor pariwisata" ungkapnya.
Baca Juga: Dua Pelajar Terseret Arus dan Tewas Tenggelam di Sungai Ciasem
Untuk menggerakan kegiatan ekonomi pasar agar kembali hidup, dianggaran perubahan telah mengalokasikan pembangunan sarana-sarana protokol kesehatan (prokes) di pasar-pasar.
"Kegiatan ekonomi ini harus didukung oleh kesadaran masyarakat untuk melaksanakan program 3 (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak). Dengan demikian masyarakat tetap produktif namun aman dari Covid," katanya.