Sedang ramai perdebatan tentang radikal & radikalisme. Tdk semua berlabel radikal itu negatif. Konsep robot menggantikan kerja manusia itu contoh radikal yg tidak negatif. Dan tidak semua yg berpikir kritis kpd pemerintah itu artinya ia radikal.
[baca utas sampai tuntas]
[1/4] pic.twitter.com/1QEqF5vgMP— ridwan kamil (@ridwankamil) February 16, 2021
"Sedang ramai perdebatan tentang radikal & radikalisme. Tdk semua berlabel radikal itu negatif. Konsep robot menggantikan kerja manusia itu contoh radikal yg tidak negatif. Dan tidak semua yg berpikir kritis kpd pemerintah itu artinya ia radikal," begitu tulis Emil.
Baca Juga: Park Bo Young Berikan Donasi untuk Anak – anak Dari Keluarga yang Kurang Mampu
Lewat cuitan keduanya, arsitek lulusan dari ITB ini mengungkit soal masalah yang bisa timbul jika radikal terjadi dalam kontes bernegara.
"Menjadi masalah jika dalam konteks bernegara, ada pemikiran atau perbuatan ekstrim yang ingin mengubah ideologi negara. Itu baru radikal yang pasti dilawan oleh sistem ideologi eksisting," lanjut Emil.
"Seperti mencoba mengganti ideologi Pancasila yang merupakan kesepakatan sejarah bangsa ini," sambungnya.
Baca Juga: Wanti-wanti Aparat Polisi, Mahfud MD: Hal Sepele Tak Perlu Dibawa ke Pengadilan
"Radikal kiri mau mengganti Pancasila dengan komunisme. Atau radikal kanan ingin mengganti Pancasila dengan khilafah. Karenanya Pancasila harus selalu kita jaga," tulis Emil.
Di akhir cuitannya, Emil pun mengajak warganet khususnya, untuk bersikap kritis namun tetap dalam koridor yang ada.
"Mari tetap kritis terhadap semua dimensi hidup ini, penuh dengan argumentasi tanpa harus dibumbui caci maki. Sangat boleh tidak setuju," tutupnya.***