Revitalisasi Sungai Citarum Melalui Pemberdayaan Masyarakat

- 23 Februari 2021, 13:17 WIB
Daur ulang sampah
Daur ulang sampah /Yayasan Kehati

GALAMEDIA - Sebagai sumber air bagi industri dan masyarakat di Kota Bandung, Purwakarta, Jakarta, Karawang dan Bekasi, fungsi Sungai Citarum sangat penting bagi kehidupan. Namun kepeduliaan terhadap kebersihannya seolah terabaikan.

Hal ini terlihat dari status polusi berat yang disebabkan oleh limbah industri, limbah domestik, dan limbah pertanian. Hal hasil, pada tahun 2018 oleh World Bank, Sungai Citarum dinobatkan sebagai sungai terkotor di dunia. Yayasan KEHATI bersama mitra melihat perlu ada pendekatan berbeda dari yang dilakukan oleh Satgas Citarum Harum

Sebenarnya program revitalisasi Sungai Citarum sudah dilakukan oleh Pemprov Jabar dan beberapa pemangku kepentingan yang lain, salah satunya yaitu dengan terbentuknya Program Citarum Harum pada tahun 2018.

Untuk mendukung program tersebut, PT Bank HSBC Indonesia (HSBC), Yayasan KEHATI, dan GIF (Green Initiative Foundation) menginisiasi projek bertajuk Revitalisasi dan rehabilitasi Sungai Citarum Sebagai Sumber Kehidupan Berkelanjutan (Revive Citarum) untuk periode 2019-2020.

Baca Juga: Banjir Jakarta Mulai Surut, Tifatul Sembiring: BuzzerRp Jangan Murung Yaa

Kegiatan yang dilakukan dalam program revitalisasi Sungai Citarum adalah pendampingan industri dan masyarakat di sekitar aliran sungai Citarum bagian tengah dengan target penerima manfaat sebanyak 250 industri dan 470 ribu masyarakat setempat.

Luasan intervensi mencakup 22 km2 sepanjang aliran sungai Citarum bagian tengah. Kegiatan Revive Citarum dilaksanakan dengan bermitra dengan Green Initiative Foundation dan Satgas Citarum Harum di tingkat lokal.

Pada periode Januari-Maret 2020 dilakukan sejumlah pertemuan dan sosialisasi kepada masyarakat terkait upaya pemilahan dan pengurangan sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga di tujuh RW (Rukun Warga) di desa Bojongsari, Bandung.

Program pemilahan sampah melibatkan 87 Kepala Keluarga (KK) yang melakukan pemilahan dan pengelolaan 6 sampah secara aktif. Selain itu juga telah dilakukan pembuatan lubang biopori sebanyak 150 buah untuk membantu proses pengomposan sampah organik.

Baca Juga: Pernikahan Vicky Prasetyo dengan Kalina Bukan Dibatalkan Tapi Diundur: Restuin Rani Papa

“Dari beberapa strategi yang dilakukan, pengelolaan sampah rumah tangga menjadi solusi yang signifikan untuk mengurangi tingkat polusi Sungai Citarum. Oleh karena itu kami terus mendorong program pemberdayaan masyarakat yang tingggal di sekitar aliran sungai,” ujar Manajer Ekosistem Kehutanan Yayasan KEHATI Imanuddin Utoro dalam siaran persnya, Selasa 23 Februari 2021.

Dikatakannya, pemanfaatan limbah organik sebagai pakan belatung Black Soldier Fly juga dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Pada saat ini lanjut dia, telah dibangun instalasi rumah maggot Black Soldier Fly (BSF) di RW 12 desa Bojongsari untuk mengelola sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat.

"Kandang yang dibangun berukuran 3x5 meter, berisi 100 reaktor maggot, yang mampu mengelola pupuk organik sebanyak 3 ton per bulan. Maggot yang dihasilkan selanjutnya dapat dijual sebagai pakan ikan. Meskipun demikian saat ini kandang maggot belum sampai tahap menghasilkan maggot yang cukup untuk dijual, masih pada tahap untuk menghancurkan sampah organik rumah tangga," terangnya.

Baca Juga: Berkat CCTV, Pelaku Pencurian Handphone di Sebuah Kos-Kostan Berhasil Dibekuk

Selain menggunakan maggot BSF, pengelolaan sampah juga dilakukan dengan metode pengomposan. Pada saat ini telah dibuat sebanyak 90 tong komposter dengan kapasitas masing-masing 200 liter yang dibagikan kepada masyarakat di desa Bojongsari.

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x