Pihak Istana Diduga Berkomplot Untuk Mengkudeta Demokrat, Rocky Gerung: Jokowi Ingin 3 Periode itu

- 8 Maret 2021, 15:00 WIB
 Rocky Gerung (kanan), Jokowi (tengah), Moeldoko (kiri).
Rocky Gerung (kanan), Jokowi (tengah), Moeldoko (kiri). / Instagram @rocky.gerung dan Setkab.go.id/

 

GALAMEDIA - Rocky Gerung menanggapi kudeta yang dilakukan Moeldoko partai Demokrat dan menghubungkannya terhadap ambisi Jokowi yang ingin menambah periode kekuasaannya menjadi presiden.

Sesuai dengan yang Galamedia telah lansir dari video percakapan antara Rocky Gerung dengan salah satu jurnalis senior di Youtube Rocky Gerung Official, pada Senin, 8 Maret 2021.

Berikut adalah tanggapan Rocky Gerung: RG mengawali tanggapannya dengan menyindir pihak yang sangat berambisi dengan kekuasaan.

Baca Juga: Roy Suryo Unggah Video Lawas Moeldoko Dilantik SBY jadi Jendral TNI: Sekali lagi JASMERAH

ketika dirinya ditanya mengenai kulit yang terbakar setelah pergi ke pantai, Rocky Gerung menjawab: "Yang terbakar bukan di kulit, ada yang terbakar di ambisi tuh".

RG menilai publik masih tidak percaya, terhadap Kemenkumham Mahfud MD yang mengatakan dirinya tidak tahu dengan tindakan Moeldoko yang mendapati restu dari presiden untuk menjadi ketum Demokrat.

Karena menurutnya, Moeldoko merupakan orang terdekat presiden di istana, secara tidak langsung seharusnya presiden mengetahui rencana dan tindakan Moeldoko, yang mengambil alih kekuasaan partai Demokrat.

Baca Juga: Ini Rincian Harta Kekayaan Ketua Umum Demokrat Versi KLB, Moeldoko

RG mengatakan bahwa sebenarnya ada komplotan, yang sedang mengupayakan penyempurnaan peristiwa di KLB Demokrat Sibolangit tersebut.

"Terdapat komplotan yang sedang berupaya ingin menyempurnakan KLB di Siboolangit," ujar Rocky Gerung.

Menurutnya terdapat persekongkolan Mahfud MD dan Moeldoko yang sedang dirancang. Karena Moeldoko tidak akan bertindak sangat nekat untuk melakukan pengambilalihan kekuasaan Demokrat.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 8 Maret 2021: Andin Sudah Pulih, Aldebaran Akan Marah Kepada Elsa?  

Menurut RG Moeldoko pasti sebelumnya sudah memperhitungkan akan mendapat legalitas.

RG juga menuturkan bahwa kemarin Mahfud MD yang mengatakan bahwa AD/ART yang dipegang Demokrat pro AHY adalah yang sah, itu hanya bertugas untuk mendinginkan masyarakat, karena belum adanya pelaporan yang dilakukan Demokrat pro AHY.

Penghancuran di tubuh partai Demokrat pasti akan dilakukan semaksimal mungkin.

Baca Juga: Drama Korea 'Reply 1988' Tayang Hari ini di NET TV, Yuk Intip Sinopsisnya Sebelum Menonton

Maka daripada itu, menurutnya AHY harus melakukan perlawanan, walaupun di akhir akan menghasilkan hal yang tragis. Karena dalam perkara ini bukan hanya partai Demokratnya saja yang ternodai, akan tetapi Demokrasi di Indonesianya juga telah tercoreng.

"Ini sebuah pemerkosaan terhadap demokrasi," ungkap Rocky Gerung.

Rocky Gerung juga menuturkan, jika pemerintah mengizinkan Moeldoko untuk mengambil alih Demokrat, bisa disimpulkan bahwa presiden disitu telah tutup mata terhadap demokrasi yang dinodai.

Baca Juga: Publik Inggris Speechless, Tak Tahan Hadapi Tekanan Kerajaan Meghan Markle Nyaris Bunuh Diri di Istana

"Jika Dephukam mengizinkan Moeldoko mengambil alih Demokrat dengan alasan legal dan semacamnya, berarti disitu presiden tutup mata terhadap pemburukan Demokrasi," ungkap Rocky Gerung.

Selain itu Rocky juga mengaitkan hal tersebut dengan Jokowi yang diduga ingin menambah periode kekuasaannya menjadi tiga periode.

"Kalo begitu, memang jokowi ingin tiga periode itu. Karena itu seluruh anak buahnya sudah disogok untuk menghalangi oposisi menghadirkan calon alternatif," ungkap Rocky Gerung.

Baca Juga: GAWAT! Dewa Nana Kembali Diserang, Semua Ulah Alya? Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 8 Maret 2021

Lebih lanjut, Rocky juga menyayangkan terhadap banyak partai di Indonesia yang memilih bungkam terhadap kasus ini, karena dirasa akan menguntungkan partai yang lainnya terhadap hilangnya partai Demokrat.

Akan tetapi jika demikian, mereka pun membiarkan Demokrasi juga hilang. Rocky baru mendengar tanggapan dari Partai Nasdem saja.

"Yang lain itu berpura-pura tidak tahu, karena menganggap rasanya Demokrat hilang. Akan tetapi Demokrat hilang, sekaligus Demokrasi juga hilang," ungkap Rocky Gerung.***

 

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x