PSI Tagih Pemerintah, 'Janji Harga Kacang Kedelai Rp8.500 Malah Melonjak Rp10.000'

- 15 Maret 2021, 22:33 WIB
Ilustrasi kacang kedelai.
Ilustrasi kacang kedelai. / Pixabay



GALAMEDIA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta agar Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) merealisasikan penurunan harga kedelai yang semakin tidak terkendali.

Penurunan harga ini sangat mendesak untuk kelangsungan usaha perajin tempe-tahu sekaligus menjaga agar harga tempe dan tahu tetap terjangkau oleh masyarakat kebanyakan.

Pada awal tahun, sekitar 160 ribu perajin tempe tahu melakukan mogok produksi karena harga kedelai dari biasanya Rp 6.500/kg naik menjadi Rp 9.200-9.400. Setelah aksi mogok itu, Kementan menyatakan akan mengupayakan harga kedelai turun menjadi Rp 8.500/kg.

Baca Juga: Mantan Kiper Persib Putuskan Tinggalkan Persija

"Awal tahun ini, setelah perajin tempe tahu mogok, pemerintah melalui Kementan menyatakan menurunkan harga kedelai menjadi Rp8.500 per kilogram. Tapi saat ini dari laporan kader-kader PSI di berbagai wilayah, harga kedelai justru melonjak menjadi Rp10.000 per kilogram," ujar Juru Bicara PSI, Kokok Dirgantoro, Senin, 15 Maret 2021.

"Kenaikan harga kedelai yang drastis ini tidak hanya memukul perajin, namun juga konsumen terutama menengah bawah. Ekonomi yang berputar di bawah terkena langsung seperti tukang gorengan dan pemilik warung kecil," kata Kokok menambahkan.

Baca Juga: Polemik KLB Demokrat Memanas, Marzuki Alie: Masalah Partai Ini Bukan Masalah AHY

Dalam kondisi perekonomian yang sedang terpengaruh pandemi Covid-19, tutur Kokoh, pendapatan masyarakat mengalami penurunan.

Menurutnya, tempe dan tahu adalah sumber protein yang menjadi andalan masyarakat terutama dalam kondisi ekonomi yang sulit.

"Jangan sampai timbul impresi karena ini pengusaha kecil dan konsumennya masyarakat kecil, maka urusan tempe tahu ini dikecilkan."

Baca Juga: Singgung Anies di Kasus Korupsi Program DP Nol Rupiah, Prasetio: Nanti Dia Sendiri yang Merasakan Dosanya

"Saudara-saudara kita perajin tempe se-Indonesia juga butuh perhatian. Mereka bekerja keras menyediakan pasokan protein yang terjangkau untuk rakyat. Sudah selayaknya mendapat perhatian yang serius," jelas Kokok.

Kokok menambahkan, kader-kader PSI di daerah banyak mendapat keluhan dari perajin tempe dan tahu. Perajin kebingungan untuk menyiasati harga kedelai yang terus-menerus mengalami kenaikan.

Baca Juga: Indonesia Kembali Berduka, Wagub DKI Jakarta Bersedih: Semoga Kita dapat Meneladaninya di Sisa Hidup

Ukuran tempe dan tahu sudah dikecilkan, dan sebagian menaikkan harga. Beberapa perajin juga mengurangi produksi karena harga kedelai yang kian tinggi.

Akibat ukuran yang mengecil dan harga yang terpaksa dinaikkan, di beberapa daerah perajin mengeluhkan produksinya banyak tersisa sehingga harus dibagikan secara gratis.

"Padahal jumlah produksinya sendiri sudah diturunkan secara signifikan sejak harga kedelai melonjak," ungkap Kokok.

Baca Juga: Ditanya Pilih Dipasangkan Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo, Susi Pudjiastuti: Ya Ogah Dong ...

Karena itu, PSI meminta agar pemerintah benar-benar serius mengamankan pasokan dan harga kedelai agar produksi tempe dapat belanjut.

"Pemerintah tidak perlu ragu menindak para pelaku yang mengambil keuntungan secara tidak fair dari situasi kelangkaan kedelai saat ini," tegasnya.

Pada Januari lalu, PSI telah meminta pemerintah lebih serius mengamankan pasokan dan harga kedelai agar produksi tempe bisa terjaga.

Baca Juga: Polemik KLB Demokrat Memanas, Marzuki Alie: Masalah Partai Ini Bukan Masalah AHY

“Kami sangat prihatin dengan kenaikan harga kedelai yang luar biasa. Tempe dan tahu banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, sumber protein yang terjangkau orang banyak. Karena itu, perlu ada campur tangan pemerintah sehingga pasokan dan harga kedelai kembali normal,” kata Direktur Eksekutif DPP PSI, Andy Budiman, dalam konferensi pers virtual, Kamis, 7 Januari 2021.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x