“Hatimu pasti luka, sedih dan terhina. Betapa partai politik yang kau gagas berdirinya, serta pernah kau pimpin dan besarkan, kini harus mendapatkan perlakuan seperti ini. Sesuatu yang ketika kuasa ada dalam dirimu, ada dalam tanganmu, perlakuan tak terpuji seperti itu tak pernah kau lakukan,” sambungnya.
Akan tetapi, dikatakan SBY, dirinya sadar bahwa sekarang ini era politik tanpa disertai kebenaran. Maraknya fitnah, pembunuhan karakter, berita bohong, serta tipu muslihat merupakan hal yang lumrah, meski menggilas siapapun hingga tercerderai.
Dalam tulisan itu, dia menerangkan, meski di jaman yang serba ‘berani’ ini, ketika banyak orang mengambil jalan ‘pintas’ dirinya tetap berdiri tegak dengan jalan kebenaran, dengan menerima banyak konsekuensi.
Baca Juga: Erdi: Kedua Pelaku Video 3 Menit 8 Detik Sudah Menghasilkan 26 Video dan Meraup Uang Rp 19,6 Juta
Konsekuensi itu salah satunya adalah partai yang dipimpinnya harus banyak menghadapi masalah. Kendati demikian, dirinya tetap yakin masih banyak manusia yang berhati nurani baik. Tak hanya itu, dia pun berpandangan, ada lubang menganga antara hukum dan keadilan.
Di akhir tulisannya, SBY tetap beryukur karena menjadi manusia yang masih mencintai kedamaian, kebenaran, dan keadilan. Dia pun berharap agar Tuhan mengabulkan doanya untuk menjadikan Tanah Air ini damai.
“Ya Allah, kabulkanlah permintaanku akan hadirnya kedamaian, kebenaran dan keadilan di negeri tercinta ini. KepadaMu aku berserah diri, dan kepadaMu aku memohon pertolongan,” tutur SBY.***