Pertama dalam 6000 Tahun, Gunung Berapi Kembali Meletus Langit Islandia Membara

- 22 Maret 2021, 11:29 WIB
/

GALAMEDIA - Gunung berapi Islandia meletus untuk pertama kalinya dalam 6.000 tahun atau ratusan tahun untuk titik vulkanik di area letusan hingga langit memerah akibat semburan lava cair.

Polisi dan penjaga pantai segera menuju tempat kejadian, 25 mil dari ibu kota Reykjavik, setelah letusan terjadi di dekat Fagradalsfjall, gunung di Semenanjung Reykjanes sekitar pukul 21.45 kemarin.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Senin (22 Maret 2021)letusan terakhir di daerah sekitar Fagradalsfjall terjadi 900 tahun lalu. Warga diimbau untuk menjauh dari kawasan yang juga dekat dengan spa geothermal Blue Lagoon, tujuan wisata populer.

Baca Juga: Gandeng Badan Promosi Jawa Barat, Kolaborasi Disbudpar Kota Bandung dan H3B Promosikan Pariwisata Kota Kembang

Dokumentasi  dramatis yang direkam oleh helikopter penjaga pantai menunjukkan aliran lahar merah yang menggelembung dan mengalir keluar dari celah  lembah Geldingadalur.

Saat lahar mengalir pada hari Sabtu, awan gas biru juga terpantau berputar-putar di lokasi. Meski lokasi tak jauh dari Bandara Internasional Keflavik Islandia dan pelabuhan kecil Grindavik, area letusan tidak berpenghuni dan letusan diperkirakan tidak menimbulkan bahaya apa pun.

Wartawan AFP menyebut dari Grindavik, uap terlihat naik meski tengah  lebat.

Baca Juga: Tanpa Supardi, Ini 23 Pemain Persib untuk Piala Menpora 2021

“Letusan kali ini dianggap kecil,” ujar juru bicara Kantor Meteorologi Islandia (IMO), yang memantau aktivitas seismik. Celah letusan  diperkirakan memiliki panjang sekitar 1.640 - 3.280 kaki.

Letusan gunung berapi di tanah api dan es Islandia dikenal sebagai letusan efusif, di mana lava mengalir dari dalam tanah, berlawanan dengan letusan eksplosif yang memuntahkan awan abu tinggi ke langit.

Aktivitas vulkanik Krysuvik tidak pernah aktif selama 900 tahun terakhir, demikian keterangan Kantor Meteorologi. Sementara letusan terakhir di semenanjung Reykjanes terjadi hampir 800 tahun lalu.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 22 Maret 2021: Tekad Aldebaran Membela Andin, Sukses Buat Hati Mama Rosa Terenyuh

Tetapi wilayah itu mendapat pengawasan  selama beberapa minggu setelah gempa berkekuatan 5,7 tercatat pada 24 Februari di dekat Gunung Keilir di pinggiran Reykjavik.

Gempa tersebut telah diikuti oleh gempa kecil yang tidak biasa  lebih dari 50.000 kali, jumlah tertinggi sejak perekaman digital dimulai pada tahun 1991.

Tidak ada laporan tentang guguran abu meskipun tephra,  fragmen batuan magma yang mengeras  dan emisi gas diperkirakan terjadi. Para ilmuwan sedang mengukur emisi gas dari letusan tetapi tidak ada informasi yang diungkapkan hingga Sabtu pagi.

Baca Juga: Wapres Minta Pemerintah Daerah Percepat Vaksinasi Agar Target Kekebalan Komunitas Segera Tercapai

Gas  terutama sulfur dioksida  dapat meningkat di sekitar letusan gunung berapi dan membahayakan kesehatan bahkan berakibat fatal.

Polusi bisa melebihi batas yang dapat diterima jika embusan angin tak bersahabat. Aktivitas seismik telah berpindah beberapa kilometer ke barat daya dan terkonsentrasi di sekitar Gunung Fagradalsfjall.

Semenanjung Reykjanes belum pernah diwarnai letusan gunung berapi apa pun dalam 781 tahun terakhir. Meskipun ada tanda-tanda kemungkinan letusan baru-baru ini dipicu gempa bumi yang terjadi setiap hari selama tiga minggu.

Baca Juga: Masuk 3 Besar, Ridwan Kamil Menjadi Kandidat Terkuat Presiden Pilihan Anak Muda

Tetapi ahli vulkanologi tetap dibuat terkejut karena aktivitas seismik terbilang tenang sebelum letusan terjadi.

Departemen Manajemen Darurat mengatakan pihaknya tidak mengantisipasi evakuasi karena gunung berapi  berada di lembah terpencil sekitar 1,5 mil dari jalan terdekat.

Sekitar empat jam setelah letusan awal pada 2045 GMT sekaligus yang pertama di semenanjung islandia sejak abad ke-12, lahar menutupi sekitar satu kilometer persegi dataran atau hampir 200 lapangan sepak bola.

Baca Juga: Arief Puyuono Ngaku Sengaja Jerumuskan Jokowi, Refly Harun: Semua Orang Cinta Kekuasaan

"Saya bisa melihat langit memerah dari jendela saya," kata Rannveig Gudmundsdottir, penduduk  kota Grindavik, hanya 8 km (5 mil) dari letusan.

"Semua orang di sini masuk ke mobil mereka untuk berkendara ke sana," katanya.

Celah letusan memuntahkan lava setinggi 320 kaki, kata Bjarki Friis dari kantor meteorologi.

Penduduk  kota Thorlakshofn, sebelah timur lokasi letusan, diberitahu untuk tinggal di dalam rumah guna menghindari paparan gas vulkanik, kata Departemen Perlindungan Sipil dan Manajemen Darurat Islandia.

Baca Juga: Surveyor Indonesia Datangi Penerima Program Jabar Caang, Beri Bantuan dan Pastikan Pasokan Listrik Aman

Islandia memiliki 32 titik vulkanik yang saat ini dianggap aktif, jumlah tertinggi di Eropa. Negara ini rata-rata mengalami letusan setiap lima tahun.

Sebelumnya tahun 2010, letusan  gunung berapi Eyjafjallajokull memuntahkan  awan asap dan abu hingga atmosfer dan mengganggu lalu lintas udara selama lebih dari seminggu dengan pembatalan lebih dari 100.000 penerbangan di seluruh dunia dan menyebabkan sekitar 10 juta penumpang terlantar.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x