Banting Ucapan Said Aqil, Rocky Gerung Sebut Kedunguan Lebih Bahaya dari Radikalisme-Komunisme

- 31 Maret 2021, 18:02 WIB
Rocky Gerung mengomentari pernyataan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.
Rocky Gerung mengomentari pernyataan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. /ANTARA/Rachman Haryanto

GALAMEDIA – Pengamat politik Rocky Gerung menyampaikan kritikan keras terhadap ucapan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj.

Said Aqil mengeluarkan pernyataan bahwa radikalisme lebih berbahaya dari komunisme di tengah maraknya isu terorisme dan serentetan aksi Densus 88 yang melakukan operasi di berbagai daerah.

Dalam pandangan Rocky Gerung, kedunguan jauh lebih berbahaya daripada radikalisme dan komunisme.

Baca Juga: Detik-detik Mabes Polri Diserang, Seorang Terduga Teroris Sempat Menodongkan Senjata

"Orang sekarang mengerti yang berbahaya itu bukan radikalisme, komunisme, yang berbahaya adalah kedunguan para intelektual yang tidak mampu menerangkan keadaan," ucapnya dalam YouTube Rocky Gerung Official, 31 Maret 2021.

Rocky menilai ucapan Said Aqil sama dengan menganggap segala konsep, sejarah, prinsip komunisme lebih baik.

Menurutnya, komunisme adalah salah satu ideologi dunia yang pernah dianut oleh beberapa negara dan menjadi bagian dari peta perpolitikan dunia.

"Komunisme itu ada di dalam mapping politik dunia hari ini, karena masih ada pusat yang namanya Chinese yang sistem partainya tunggal itu," katanya.

Baca Juga: Berhasil Terobos Mabes Polri, Ini Ciri-ciri Terduga Teroris yang Ambruk Diberondong Tembakan

Atas pernyataan Said Aqil, Rocky mempertanyakan soal apakah konsep komunis bisa diterapkan di Indonesia karena dianggap tidak lebih berbahaya.

"Jadi bisa berarti apakah Pak Said Aqil menganggap bahwa sistem partai tunggal itu harus diberlakukan di Indonesia karena kurang berbahaya? Atau Diktator Proletariat versi Stalin tuh," tuturnya.

Sedangkan isu radikalisme sendiri bukan sebuah ideologi, melainkan hanya sebuah definisi terdestruktif yang diopinikan penguasa dan bisa diselesaikan oleh penguasa sendiri.

"Radikal bisa diselesaikan dengan BNPT, bisa ditangkap-tangkap orang, selesai jadi radikal," kata Rocky.

Baca Juga: Ditahan Borneo FC, PSM Lolos ke Perempat Final, Bagaimana Persija dan Bhayangkara Solo FC?

Selain itu, Rocky menyebutkan tindakan penguasa dan pihak yang berkepentingan di balik isu radikalisme, jauh lebih berbahaya.

"Jadi provokasi surveyor, manifestasi dari kepentingan influencer yang diasuh oleh istana, itu yang lebih berbahaya dari radikalisme maupun komunisme," ucapnya.

Kemudian, Rocky berceloteh mengenai tidak adanya badan/lembaga yang seharusnya menanggulangi buzzer dan kedunguan.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x