Apalagi dengan cara ini, para petugas juga tak akan merasa dirugikan karena pemberian BBM atau upah angkut disesuaikan dengan jumlah rit pengangkutan," ucapnya.
Kendati demikian, diakui Uu, pihaknya masih terkendala dengan keterbatasan jumlah armada yang bisa digunakan untuk mengangkut sampah.
Dari 16 unit armada truk pengangkut sampah, terangnya, saat ini baru 7 unit yang telah mengalami perbaikan atau peremajaan.
"Baru 7 unit yang sudah perbaikan atau peremajaan dari 16 unit armada yang ada saat ini. Rencananya, yang peremajaan 9 unit lagi dilakukan tahun ini tapi karena ada program epesiensi anggaran, maka diundur," katanya.
Sanitary Landfiil
Sementara itu, terkait pembuatan tempat penimbunan sampah (sanitary landfiil) di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) Pasirbajing, terang Uu, hal itu tidak begitu
berpengaruh terhadap pengurangan penumpukan sampah.
Menurutnya, Sanitary landfill dibuat lebih ke tujuan mengatasi dampak negatif dari penumpukan sampah termasuk dampak polusi bagi masyarakat.
Uu menuturkan, dengan sistem sanitary landfill sampah yang sudah ada di TPA bisa ditimbun sehingga tak ada lagi pencemaran baik udara, air, atau tanah yang terjadi dan mengganggu kenyamanan warga.
Baca Juga: Banyak Wilayah Pedesaan Tak Beraspal di Indonesia, Warga Kota Cimahi Produksi Mobil Komodo
Begitu juga dengan kebakaran lahan yang selalu rutin terjadi akibat adanya pembakaran sampah, dipastikan tak akan lagi terjadi.