Temuan 'Janggal' Media Asing Soal KRI Nanggala 402, Pernah Dikeluhkan Heri Oktavian Sang Komandan

- 26 April 2021, 21:42 WIB
KRI Nanggala 402
KRI Nanggala 402 /ANTARA FOTO (Fikri Yusuf)/ Instagram @lantamal_vii

GALAMEDIA - Duka masih menyelimuti Tanah Air menyusul tenggelamnya KRI Nanggala 402 beserta 53 awak nya pada Rabu, 21 April 2021.

Setelah sekian rangkaian pencarian akhirnya KRI Nanggala 402 yang dijuluki raksasa bawah air itu ditemukan di kedalaman 838 meter dan seluruh awaknya dinyatakan gugur.

Tidak hanya di Tanah Air, tenggelamnya salah satu armada kedaulatan maritim RI itu tak luput dari sorotan dunia internasional.

Baru-baru ini, Hankook Ilbo, sebuah media asal Korea Selatan dimana ada tiga koleksi kapal selam RI lainnya berasal dari negara itu.

Baca Juga: Pengamat Politik: Jokowi Tidak Akan Sampai Tiga Periode, Tapi Satu Sepertiga Periode!

Berdasarkan laporannya, ia menyoroti beberapa 'kejanggalan' terkait dengan tenggelamnya KRI Nanggala 402 terutama soal perawatan kapal.

Seperti diketahui KRI Nanggala 402 adalah kapal selam buatan Jerman yang terhitung sudah tua, sehingga semestinya tidak memungkinkan untuk dilakukan latihan peluncuran torpedo.

Sementara itu, berdasarkan temuan bahwa KRI Nanggala 402 ditemukan di kedalaman 838 meter, padahal mengingat usianya kapal tersebut hanya mampu berada maksimal 150 - 200 meter.

"Mempertimbangkan kondisi kapal selam, diperkirakan kedalaman maksimum lambung dapat menahan 150-200m," tulisnya dilansir Galamedia Senin, 26 April 2021.

Baca Juga: UAS Ajak Patungan Beli Kapal Selam Gantikan KRI Nanggala 402, Ternyata Segini Harganya!

Selain itu, dikatakannya bahwa KRI Nanggala 402 melebihi kapasitas saat dioperasikan. Yang semestinya 43 orang ternyata diisi oleh 53 orang.

Fakta lainnya adalah, usia KRI yang sudah menginjak 41 tahun, padahal idealnya kapal selam dapat bertahan hanya 25 tahun.

"Mengingat kapal selam biasanya bertahan 25 tahun, mereka sudah cukup tua," katanya.

Media tersebut juga menguingkapkan bawa KRI Nanggala 402 tidak dilakukan perawatan sejak sembilan tahun terakhir yang semestinya dilakukan setiap enam tahun.

Baca Juga: Benarkah Salah Satu Korban KRI Nanggala 402 Adalah Saudara dari Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto?

"Pemeliharaan kapal selam harus dilakukan setiap enam tahun sekali hingga masa layannya, dan setelah itu lazim dilakukan untuk memperpendek jangka waktu tersebut, yang artinya pemeliharaan kapal selam belum dilakukan selama sembilan tahun," jelasnya.

Bahkan diketahui KRI Nanggala 402 sudah tidak menyelam sejak 2018.

Jika ditelisik lebih jauh, berkaitan dengan perawatan raksasa laut milik Indonesia itu, sebelumnya Heri Oktavian yang Komandan KRI Nanggala 402 yang ikut tenggelam sempat mengeluhkan Overhaul yang selalu tertunda.

Keluhan itu sempat diungkap ke media oleh salah satu rekannya usai tenggelamnya KRI Nanggala 402 beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga: Subhanallah! Ustad Abdul Somad Buat Penggalangan Dana Untuk Beli Kapal Pengganti KRI Nanggala  

Disebutkan bahwa Heri geram karena overhaul atau perawatan KRI Nanggala 402 selalu ditunda. Padahal kata dia proses overhaul sangatlah vital.

"Padahal kapal selam itu harus terus disiapkan," demikian kata rekannya menirukan Heri.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah