Buntut Tragedi KRI Nanggala 402, Peneliti Senior Bicara Aset Militer yang Sudah Tua: Insiden ini Akan Terus

- 27 April 2021, 12:37 WIB
 Buntut tragedi KRI Nanggala 402, Peneliti Senior bicara aset Militer.
Buntut tragedi KRI Nanggala 402, Peneliti Senior bicara aset Militer. /

Baca Juga: 5 Tips Memilih Baju Koko agar Kamu Tampil Keren dan Prima di Hari Raya

"Peralatan lama lebih berisiko pecah yang dapat menyebabkan insiden bencana. Strukturnya mungkin telah melemah selama bertahun-tahun dan pabrikan terkadang tidak lagi memproduksi suku cadang untuk beberapa model lama mereka," ucapnya.

Dari tidak ada suku cadang yang diproduksi itulah yang membuat para teknisi dipaksa harus mereproduksi peralatan dengan kualitas rendah.

"Inilah sebabnya mengapa teknisi terkadang dipaksa untuk menggunakan reproduksi dan salinan dengan kualitas yang lebih rendah." sambungnya.

Selain itu, Beni Sukadis mencatat jika biaya untuk memelihara peralatan militer juga meningkat seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: Dalam 12 Bulan, Aset Militer RI 3 Kali Alami Insiden, LIPI: Sektor Pertahanan Perlu Modernisasi

Ia pun berpendapat akan lebih masuk akal untuk meninggalkan peralatan yang lama dan diganti dengan membeli yang baru.

"Akan ada titik di mana biaya perawatan dan risiko pengoperasian peralatan sangat besar, lebih masuk akal untuk menonaktifkannya dan membeli yang baru," tuturnya.

Akan tetapi, masalah muncul dari anggaran pemerintah untuk sektor pertahanan. Meskipun anggara militer sangat besar, namun kecil untuk dialokasikan terhadap peralatan.

Menurut Beni Sukadis, tahun ini saja negara telah mengalokasikan Rp137 triliun untuk militer, tetapi sebagian besar anggaran digunakan untuk membayar gaji 800.000 tentara dan staf sipil serta biaya operasional lainnya.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x