Network
GALAMEDIA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dinilai membutuhkan sosok wakil menteri dalam menjalankan tugasnya.
Hal itu diungkapkan oleh Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) karena pihaknya menilai bahwa Kemendikbudristek merupakan lembaga yang sangat besar.
Ditambah dengan bergabungnya Kementerian Riset maka menjadikannya sebagai birokrasi yang besar dan memiliki tantangan yang juga besar.
"Kemendikbudristek ini merupakan lembaga yang sangat besar ukurannya secara birokrasi. Apalagi dengan bergabungnya Kementerian Riset ke Kemendikbud," ujar Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim.
Baca Juga: Link Streaming Ikatan Cinta 30 April 2021: Kehadiran Reyna Mampu Sadarkan Al, Andin Menangis Haru
"Ini merupakan birokrasi yang besar dengan pekerjaan yang juga memiliki tantangan yang besar pula," sambung dia di Jakarta, dikutip Galamedia dari Antara, pada Jumat 30 April 2021.
Santriawan juga menilai keberadaan Wamendikbudristek bisa diambil dari akademisi, peneliti maupun praktisi yang berpengalaman dibidang riset dan teknologi.
Wamendikbudristek dipastikan harus mampu membantu pekerjaan besar di Kemendikbudristek.
"Wamendikbudristek ini nantinya dapat membantu pekerjaan besar di Kemendikbudristek. Kami melihat semua lembaga memiliki entitas riset dengan pimpinan utamanya Kemendikbud," tambah dia.
Baca Juga: Soroti Pelantikan Nadiem Makarim Jadi Mendikbud-Ristek, HNW: Segera Selesaikan PR-nya
Satriwan menambahkan semua direktorat jenderal di Kemendikbudristek saling terintegrasi.
Ia berharap ke depannya jangan sampai parsial atau sendiri-sendiri atau tidak ada ketersambungan antara Riset, Dikti maupun PAUD Dikdasmen.
Santriawan pribadi yakin bahwa Mendikbudristek Nadiem Makarim mampu menangani masa depan Kemendikbudristek karena memiliki pengalaman.
"Saya yakin Mas Nadiem bisa karena memiliki pengalaman dalam riset. Terbukti dengan Go-jek, yang mana dia berhasil membuat inovasi dan berhasil menjadi perusahaan besar," tambah dia lagi.
Selain itu, dia berharap Nadiem melakukan audiensi publik dengan masyarakat sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak menjadi kontroversi di masyarakat.***
