Bupati Nganjuk Kena OTT, Tokoh NU Apresiasi 75 Penyidik yang Tak Lolos TWK: Mestinya Pimpinan KPK Malu!

- 10 Mei 2021, 14:39 WIB
Tokoh Nahdlatul Ulama, Umar Hasibuan atau Gus Umar.
Tokoh Nahdlatul Ulama, Umar Hasibuan atau Gus Umar. / /Instagram @umar_hasibuan75

GALAMEDIA - Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Novi Rahman Hidayat ditangkap KPK di daerah Jawa Timur, Minggu 9 Mei 2021, dengan dugaan kasus jual beli jabatan di lingkungan Pemkab Nganjuk, Jawa Timur.

Menanggapi ditangkapnya Novi Rahman Hidayat, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Umar Hasibuan atau yang akrab disapa Gus Umar ikut bereaksi.

Melalui akun Twitter pribadinya, Gus Umar sangat mengapresiasi para penyidik KPK yang telah berhasil menangkap pejabat publik tersebut.

Para penyidik yang dimaksud oleh Gus Umar tak lain adalah ke-75 orang yang disebut-sebut tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) oleh pimpinan KPK.

Gus Umar sangat mengapresiasi betul ditengah ke-75 orang tersebut sedang diancam akan dikeluarkan dari KPK, tapi mereka masih bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

Baca Juga: Melawan Covid-19, Persib Terus Kampanyekan Protokol Kesehatan

Atas keberhasilan para penyidik dalam menangkap pejabat publik yang diduga telah melakukan korupsi tersebut, Gus Umar menyentil pimpinan KPK.

Menurut Gus Umar semestinya pimpinan KPK itu malu dengan dirinya sendiri, mengingat para penyidik yang masuk ke-75 orang yang tak lolos TWK masih hebat menangkap Bupati Nganjuk.

"Mestinya pimpinan @KPK_RI ini malu mrk penyidik yg masuk list 75 yg tak lolos TWK msh hebat tangkap bupati Nganjuk. Gak malu apa," ujarnya, dikutip Galamedia, Senin 10 Mei 2021.

Selain itu, Gus Umar juga menilai Novel Baswedan cs, seharusnya diberi penghargaan oleh KPK atas dedikasinya yang hebat dalam memberantas kasus-kasus korupsi.

"Semestinya Novel Baswedan cs diberi Penghargaan atas dedikasi mrk yg hebat dlm pemberantasan korupsi," katanya.

Akan tetapi, bukannya diberi penghargaan justru KPK malah terkesan seperti ingin menyingkirkan Novel Baswedan beserta ke-74 penyidik lainnya.

Baca Juga: Kembangkan Bisnis, Supermarket Setiabudhi Memperluas Lahannya di Summarecon Bandung

Seperti diketahui, Novel Baswedan dan ke-74 penyidik lainnya, dinyatakan tidak lolos TWK sebagai salah satu syarat peralihan status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Dari kejadian itu, Novel Baswedan cs terancam diberhentikan sebagai penyidik dan dikeluarkan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal itulah yang membuat geram Gus Umar, bahkan ia menyebut jika pimpinan KPK saat ini belum ada apa-apanya dibandingkan Novel Baswedan.

Karena menurut Gus Umar pimpinan KPK yang saat ini baru menjabat kurang dari dua tahun.

Gus Umar menilai bahwa Novel Baswedan cs dipaksa keluar dari KPK oleh pimpinan yang baru menjabat tersebut.

"Eh ini malah dipaksa keluar dari @KPK_RI oleh pimpinan yg belum 2 tahun menjabat," tuturnya.

Tak hanya itu, Gus Umar juga menyoroti pengusiran paksa KPK terhadap Novel Baswedan cs, yang menurutnya justru didukung Buzzer RP.

Bahkan ia menilai bahwa para Buzzer RP tersebut berani mendukung KPK untuk mengeluarkan Novel Baswedan beserta ke-74 penyidik lainnya, hanya karena sesuap nasi di kekuasaan.

Baca Juga: Sinopsis Preman Pensiun 5, Selasa 11 Mei 2021: Darman Bubun Adu Jotos, Kang Mus Turun Langsung ke Terminal!

"Lucunya pengusiran Paksa Novel malah didukung oleh buzzer pencari sesuap nasi kekuasaan," pungkasnya.

Memang, polemik Novel Baswedan beserta ke-74 penyidik yang dinyatakan tidak lolos TWK, menjadi perbincangan yang hangat di akhir-akhir ini.

Banyak tokoh-tokoh politik yang menilai bahwa pengusiran Novel Baswedan cs hanya akal-akalan pemerintah saja untuk menyingkirkannya.

Namun, tak sedikit juga tokoh-tokoh politik pendukung Presiden Jokowi yang justru menyerang Novel Baswedan untuk segera angkat kaki dari KPK.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x