GALAMEDIA - Sekitar 30 persen atau sekitar 13 ribu lebih dari total 44 ribu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Cimahi gulung tikar sepanjang tahun 2020.
Mereka sulit bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia.
"Kalau yang terdampak cukup banyak. Tapi kalau (gulung tikar) ada sekitar 30 persen," ungkap Kepala Bidang (Kabid) UMKM dan Koperasi pada Dinas Perdagangan UMKM Koperasi dan Perindustrian (Disgakoperin) Kota Cimahi, Rina Mulyani, Kamis, 27 Mei 2021.
Baca Juga: Eksklusif! Berikut Pernyataan Pegawai KPK, Novel Baswedan: Kami Seperti Lebih Buruk dari Koruptor
Secara keseluruhan, kata Rina, semua pelaku UMKM di Kota Cimahi sangat terdampak dengan kedatangan virus yang mematikan tersebut. Khususnya pelaku usaha yang bergerak di sektor makanan, fesyen dan craft.
Berdasarkan hasil survei Disgakoperin sepanjang tahun 2020, tercatat sebesar 40 persen UKM yang mengalami penurunan usaha, penurunan omzet rata-rata 53 persen, penurunan kapasitas produksi rata-rata 44 persen, dan penurunan tenaga kerja rata-rata 23 persen.
"Apalagi pas awal-awal Covid-19 muncul, 99,09 persen penjualan menurun, 36,6 persen produksi terhambat, 51,2 persen terhambat permodalan, 34 persen distribusi terhambat, dan 35,6 persen sulitnya bahan baku," beber Rina.
Menurutnya, hanya UMKM yang memiliki inovasi yang bertahan ditengah gempuran Covid-19 ini. Dari mulai inovasi produk, dan pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19 ini.