Disrupsi Teknologi Digital Turunkan Umur Perusahaan, Direktur Utama BRI: Dibutuhkan Pemimpin Transformatif

- 7 Juni 2021, 11:10 WIB
Direktur Utama BRI, Sunarso
Direktur Utama BRI, Sunarso /Humas BRI

Untuk merespons berbagai tantangan itu tentu dibutuhkan pemimpin yang transformatif (digital leader) yang mampu mengikuti perubahan zaman, dengan beberapa kriteria/gaya kepempimpinan.

Di antaranya yakni strategic dan disruptive, bold, courageous dan hungry, customer obsessed, drive the digital conversation, global mindset hingga mampu empowering dan inspiring.

Sunarso menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan di era digital itu lebih kontekstual daripada sentral maupun upaya-upaya untuk membangun kultus individu. Maksudnya, kepemimpinan itu ditulis oleh sistem bukan oleh sinten (orang per orang).

Baca Juga: Haji 2021 Batal, BPKH Jamin Dana Jemaah Aman, Total Dana Setoran Awal dan Pelunasan Haji Capai Rp 7,5 Triliun

Pasalnya, akibat disrupsi teknologi digital, program atau rencana bisnis lima tahunan yang disusun oleh perusahaan dapat berubah di tengah jalan. Bahkan di tengah Covid-19, perusahaan mengubah bisnis model agar tetap relevan dengan kondisi dan perubahan digital yang berlangsung dengan cepat.

Dia menambahkan bahwa yang lebih penting dari itu semua adalah kita harus menyediakan dalam corporate plan itu ruang yang cukup agile untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian. Karena lingkungannya berubah sedemikian cepat. Jadi agility to change.

Dia mencontohkan ketika menyusun corporate plan BRI sampai 2022, BRI harus menyesuaikan strateginya pada 2020 karena pandemi dan tahun ini di-review lagi. Tapi yang lebih penting dari itu adalah menyediakan ruang untuk revisi dan penyesuaian-penyesuaian. Supaya adaptif dan lincah.

Digitalisasi memerankan peran penting dalam perubahan bisnis iklim bisnis akhir-akhir ini. Perusahaan di era dulu yang mampu bertahan hanya dengan kekuatan modal. Namun, perusahaan saat ini justru mengandalkan big data, membuat aplikasi dan membentuk ekosistem.

Baca Juga: Bandung Terancam Kolaps! Keterisian Rumah Sakit Hampir Tembus 80 Persen, Kasus Covid Terus Naik

"Jadi terminologi trickle down economy sudah kurang relevan. Yang ada masif progresion, yakni pelaku mikro berjejaring dan membentuk market super power," imbuhnya.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x