Network
"Seandainya dibuat kurikulum baru pun tidak akan mudah, dan selesai dalam waktu singkat," katanya.
Baca Juga: Masuk Zona Merah, Kabupaten Bandung Tutup Sementara Seluruh Objek Wisata
Dengan kata lain Aa Maung menilai PTM mau tidak mau harus tetap dilaksanakan dengan satu tujuan bahwa pendidikan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan untuk keberlangsungan Bangsa dan Negara ini.
"Tetapi itu sudah tentu dengan tetap menjalankan prokes yang sangat ketat dan sesuai standar. Semua pihak tetap berkordinasi baik orang tua siswa, pihak sekolah, dan siswa itu sendiri," tuturnya.
"Apabila ada yang terpapar covid-19 kegiatan sekolah diberhentikan sementara sampai semua dirasa aman kembali. Disamping itu peran pemerintah dan instansi terkait barus benar-benar bekerja maksimal," papar Asep.
Ia pun mengajak semua stakeholder untuk berpikir realistis, karena tidak mungkin pendidikan terus menerus diisi dengan belajar secara daring sampai menunggu pandemi hilang.
Baca Juga: Resmi Dipolisikan Eks Jubir PSI Dedek Prayudi, Andi Arief: Pura-pura Dizalimi Bukan Modal Politik!
"Justru saat ini kita harus khawatir. Dimana saya sendiri melihat ada beberapa sekolah yang sudah melakukan uji coba PTM akan tetapi minat anak untuk belajar dan berangkat mencari ilmu berkurang, bahkan cendrung malas untuk berangkat sekolah, karena sudah terbiasa dengan ada dirumah, main game online, dan bangun disiang hari," ungkapnya.
"Jadi mari kita berkaca pada jaman dahulu saat kita dijajah. Kita tidak boleh bersekolah dan susahnya untuk belajar mencari ilmu," kata Aa Maung.
"Sama, saat itu juga ancamannya adalah nyawa, tetapi apabila mampu bertahan dan tekad yang kuat sedikit demi sedikit kita bisa manghadapi itu," sambungnya.
