Rizal Ramli Sebut Jokowi Harus Mundur atau Dimundurkan, Ali Ngabalin Terus Uring-uringan: WN Kelas Kambing

- 11 Juli 2021, 16:29 WIB
Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. /Twitter.com/ @AliNgabalinNew //

 


GALAMEDIA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin masih terus 'uring-uringan' terkait masih adanya desakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mundur dari jabatannya.

Seperti diketahui, sejumlah kalangan mendesak agar Jokowi mundur dari jabatannya sebagai Presiden karena dinilai tak mampu menangani kasus pandemi Covid-19 yang kian melonjak.

Sejumlah tokoh ternama seperti Rizal Ramli, Refli Harun, Ali Syarief dan banyak politikus lainnya mengeluarkan pernyataan seperti itu. 

Terkait hal itu, Ngabalin menyatakan pihak-pihak yang mendorong Jokowi mundur sebagai manusia peradaban rendah dan cacat intelektual.

Ngabalin bahkan sampai menyebut pihak-pihak itu dengan menyamakan dengan binatang yang selalu membuat gaduh.

Baca Juga: BUMN Holding Jasa Survei Gelar Webinar Soal Gelombang II Covid-19: Bukan Mutasi Penyebab Cepatnya Penyebaran

“Cacat secara Intelektual, manusia berperadaban rendah, WN kelas kambing,” katanya melalu akun twitter AliNgabalinNew, Minggu 11 Juli 2021.

Ia menyatakan, pihak-pihak tersebut telah melemparkan isu provokatif di tengah upaya menangani pandemi.

“Setiap saat membual di ruang publik memprovokasi massa untuk gaduh saat pemerintah full konsentrasi pada PPKM Darurat,” kata Ngabalin.

“Sengaja melempar isu comberan watak komunis tulen kalian mghalalkan segala cara,” sambung dia.

Bersama cuitannya, Ngabalin membagikan sebuah tanggapan layar berita terkait dirinya.

Sebelumnya, ia memang menyebut bahwa orang-orang yang meminta Jokowi mundur adalah sampah demokrasi.

Baca Juga: PPKM Darurat, Polres Cimahi Bagi-bagi Sembako kepada Masyarakat

“Sampah-sampah Demokrasi minta JOKOWI MUNDUR. Banyak yang sakit karena selain tidak ikhlas juga karen lukanya SANGAT DALAM. Hasad=dengki adalah perilaku yang mrusak amal dan memperpendek usia,” katanya.

“Hati hati jalanya licin, kalau terjatuh patah tangan. Barang siapa selalu ngibulin, serbet Ngabalin akan turun tangan,” pesan Ngabalin menyertakan sebuah pantun berbunyi.

Ekonomi senior Rizal Ramli menyatakan, pemerintah tidak mau lockdown karena tidak mau beri makan rakyat yang tidak mampu.
"Hasilnya Indonesia malah di-lockout oleh negara-negara lain,” ujarnya, Minggu, 11 Juli 2021.

Ia pun sempat memberikan empat saran kepada pemerintah untuk bisa menghadapi sebaran Covid-19 yang dalam beberapa pekan terakhir mengalami lonjakan drastis.

Pertama, pemerintah disarankan untuk melakukan lockdown selama 1 hingga 2 bulan.

Kedua, selama lockdown, pemerintah harus memberi jaminan berupa makanan dan obat-obatan kepada rakyat selama 2 hingga 4 bulan.

Ketiga, pemerintah harus mempercepat vaksinasi hingga 3 kali lipat. Dan terakhir, mengalihfungsikan gedung DPR/DPRD seluruh Indonesia untuk perawatan pasien Covid-19.

Baca Juga: Menag Yaqut Cholil ke Abu Janda: Lawan Covid, Kayak Kamu Lawan Gerakan Radikal! Jangan Mau Kalah

“Banyak yang tanya, apakah bisa dan mampu untuk kasih rakyat yang tidak mampu makan dan obat 2 hingga 4 bulan? Bisa, mampu, dan harus!” begitu jawab tegas Rizal Ramli.

Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itupun tidak segan memberi tahu jurusnya. Kata dia, pemenuhan makanan dan obat-obatan rakyat bisa dilakukan dengan memotong pengeluaran yang tidak penting selama setahun.

“Kalau itu saja ndak bisa, ya memang harus mundur atau dimundurkan,” tegasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x