Usai Bebas Selama Setahun, Wuhan China Kembali Diserang Covid-19

- 3 Agustus 2021, 17:28 WIB
Pemeriksaan Covid-19 terhadap warga Wuhan, China.
Pemeriksaan Covid-19 terhadap warga Wuhan, China. /

 

GALAMEDIA - Setelah setahun terbebas dari virus Covid-19, Wuhan China kembali menerapkan pembatasan untuk menekan mobilitas warga.

Aparat pemerintahan setempat pun langsung meluncurkan testing untuk seluruh penduduk usai kembali melaporkan infeksi virus corona.

"Dengan cepat meluncurkan testing asam nukleat komprehensif untuk seluruh penduduk," ujar pejabat senior Wuhan, Li Tao dalam konferensi pers, dikutip AFP, Selasa, 3 Agustus 2021.

Metode Tes asam nukleat atau Tes Cepat Molekuler (TCM) menggunakan dahak dengan yang mengembangkan asam nukleat berbasis cartridge. Sementara, virus corona diidentifikasi pada RNA yang menggunakan catridge.

Sehari sebelumnya, Senin, 2 Agustus 2021, pemerintah kota Wuhan mengumumkan tujuh kasus Covid-19 lokal, yang ditemukan di antara pekerja migran di kota itu.

Baca Juga: Pelaku 'Prank' Bantuan Rp2 Triliun Ternyata Pernah Dilaporkan ke Polisi Terkait Kasus Penipuan dan Penggelapan

Penemuan kasus itu memecahkan rekor Wuhan, yang selama setahun tak menemukan kasus domestik. Nihilnya kasus di kota tersebut, lantaran Pemkot melakukan penguncian yang ketat pada awal 2020, untuk menekan laju penyebaran virus corona.

Wuhan menjadi kota pertama yang melaporkan kasus Covid-19 pada November 2019 lalu hingga sempat menjadi episentrum virus corona sebelum menjadi pandemi.

Namun, dengan pembatasan yang super ketat, Wuhan berhasil meredam virus hingga tak melaporkan kasus dalam kurun waktu satu tahun.

Wuhan juga dilaporkan sudah bebas Covid sehingga warga setempat diperbolehkan tak memakai masker dan berkumpul dalam jumlah besar.

Namun, akhirnya Pemerintah China kembali menerapkan pembatasan dan menekan mobilitas akibat menyebarnya varian Delta di sejumlah wilayah.

Kebijakan yang diambil pemerintah di antaranya meminta agar penduduk di rumah saja, menghentikan layanan transportasi domestik non darurat dan meluncurkan tes massal dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: ACT Gelar Operasi Pangan Gratis, Bantu Pangan dan Makanan Warga Kota Cimahi Jalani Isoman

Kota-kota besar termasuk Beijing sudah melakukan testing terhadap jutaan penduduknya dan menerapkan penguncian wilayah parsial.

Ibu kota China itu juga menutup akses masuk bagi wisatawan selama puncak liburan musim panas. Selain itu, Pemkot meminta penduduk agar tak keluar rumah kecuali ada keperluan.

Kota Yangzhou juga menyusul memerintahkan warga agar tinggal di rumah saja, usai di temukan 40 kasus baru dalam satu hari, melalui testing massal.

Di kota itu penduduk di larang keluar kecuali ada kebutuhan mendesak. Jika pun harus keluar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hanya diizinkan satu orang.

Zhangjiajie dan Zhuzhou di Provinsi Hunan juga menerapkan hal serupa. Virus menyebar di wilayah ini setelah seorang yang terinfeksi dari klaster Bandara Nanjing turut menghadiri pertunjukan teater di Zhangjiajie.

Sejak saat itu, pejabat pontang-panting melacak ribuan penonton teater. Mereka juga mendesak para wisatawan agar tak melakukan perjalanan ke daerah-daerah yang memiliki kasus Covid-19.

China sebelumnya berbangga diri atas keberhasilannya menghalau pandemi Covid-19 saat banyak negara mulai kewalahan.

Baca Juga: Liga 1 2021-2022 Digelar Mulai 20 Agustus 2021, Dimulai di Zona Hijau Covid-19

Tetapi varian Delta mengubah China merasakan hal yang sama dengan negara lain; mengalami lonjakan kasus Covid.

Sampai saat ini total kasus Covid di China sebanyak 93.103 dengan 4.636 kematian. Angka itu bertambah usai China terus melaporkan kasus harian yang jumlahnya puluhan.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x