Pertama, Mas @AgusYudhoyono tdk ada pasang2 baliho sejak lama. Kedua, baliho yg msh ada saat ini bkn krn pilpres, tp krn lawan begal politik KSP-nya Pak @jokowi, Moeldoko cs, yg mengaku Ketum @PDemokrat secara ilegal," sambungnya.
Herzaky menambahkan bahwa kritik tersebut lebih cocok disampaikan kepada Prsiden Joko Widodo (Jokowi) atau Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
"Mgkn kritik Bapak lebih pas ke Pak Presiden @jokowi atau Bapak @kemenkomarves agar tegur KSP Moeldoko yg jd begal politik krn usaha ambil paksa @PDemokrat oleh Moeldoko cs itu ganggu konsentrasi kader kami yg sedang fokus bantu rakyat sejak pandemi di Maret 2020," bebernya.
Selain itu kata Herzaky, isi baliho yang selama ini dipasang oleh Partai Demokrat adalah penegasan sebagai partai yang nasionalis dan religius sebab pernah difitnah disusupi aliran radikal.
"Ketiga, isi baliho jg tegaskan @PDemokrat konsisten sebagai partai nasionalis religius krn sempat difitnah KSP Moeldoko cs disusupi aliran radikal. Keempat, baliho itu dibuat oleh kader2 yg meminta desain ke Pusat, sebagai bentuk perlawanan mereka ke Moeldoko cs." pungkasnya.***