Pihaknya akan memperjuangkan dan mengkomunikasikan dengan tim pelaksana kegiatan normalisasi Sungai Cikeruh, terkait apa yang menjadi aspirasi sejumlah warga itu.
"Bahkan kita akan mengkomunikasikan aspirasi warga ini kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung. Mudah-mudahan di DPUTR ada alat berat backhoe amfibi untuk digunakan pengerukan endapan aliran Sungai Cikeruh itu," katanya.
Walau menggunakan alat berat backhoe amfibi, ia mengungkapkan, tetap harus ada pengosongan lahan sekitar 3-4 meter di kanan kiri bantaran sungai untuk membuang tanah dari pengerjaan pengerukan sungai itu.
Yayat Sudayat mengungkapkan, untuk memperlancar aliran Sungai Cikeruh itu, pihaknya sudah mengusulkan kepada DPUTR untuk meninggikan empat jembatan di aliran sungai itu.
"Minimal ditinggikan satu meter untuk memperlancar aliran air. Supaya jembatan tidak menghambat aliran air saat aliran air deras membawa endapan sampah, yang membuat sampah menyumbat di bawah jembatan tersebut dan akhirnya meluap ke permukiman penduduk," katanya.
Ia menjelaskan, empat jembatan di atas aliran Sungai Cikeruh itu, di antaranya di Kampung Bojongpulus, Kampung Buah Dua, Kampung Bojongjati dan Kampung Bojong Malati.
"Umumnya, empat jembatan itu sangat rendah, sehingga menghambat aliran air disaat aliran air Sungai Cikeruh sangat deras pada musim hujan," ujarnya.
Menurutnya, khususnya untuk jembatan di Kampung Bojongpulus sudah mulai dilakukan pembongkaran dengan menggunakan alat berat. Jembatan lainnya akan dilakukan pengerjaan secara bertahap dengan menyesuaikan anggaran yang dibutuhkan.