Yenny Wahid Mendadak Mundur dari Jabatan Komisaris independen Garuda Indonesia: Pendapatan Menurun Drastis

- 13 Agustus 2021, 19:14 WIB
Yenny Wahid mundur dari Komisaris Independen Garuda Indonesia.
Yenny Wahid mundur dari Komisaris Independen Garuda Indonesia. /Instagram @yennywahid/

GALAMEDIA - Kabar mengejutkan datang dari Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang akrab dikenal Yenny Wahid, putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Ia mendadak menyatakan mundur dari jabatan komisaris independen PT Garuda Indonesia (Persero).

Dia beralasan pengunduran diri tersebut untuk mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan perseroan mengingat maskapai pelat merah itu mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi Covid-19

"It's time to say goodbye. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi saya sebagai komisaris independen," ujar Yenny Wahid melalui akun Instagram miliknya, Jumat, 13 Agustus 2021.

Baca Juga: Anak Yatim akan Terima Bantuan Mulai 2022, Kader PD ke Mensos: Kewajiban Kok Diumumkan, Masih Tahun Depan Pula

Yenny menuturkan, sektor aviasi menjadi salah satu sektor paling terpukul oleh pandemi.

"Maskapai kebanggan kita, Garuda Indonesia pun mengalami hal yang sama. Pendapatan menurun drastis, sementara biaya-biaya masih tinggi," tulis dia.

Untuk membantu mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan Garuda, Yenny memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi saya sebagai komisaris independen.

"Semoga langkah kecil ini membawa manfaat bagi perusahaan, agar lebih bisa cost efficient, sehingga bisa lebih lincah mengudara," tambahnya.

Ia merasa percaya jajaran komisaris dan direksi lainnya akan bisa melanjutkan upaya yang telah dirancang bersama untuk menyelamatkan Garuda.

Baca Juga: Lima Juta Vaksin CoronaVac produksi Sinovac Tiba di Tanah Air, Siang Tadi

"Walaupun tidak lagi bersama, saya akan selalu ada untuk Garuda apabila pikiran dan tenaga saya dibutuhkan," lanjutnya.

Dikutip dari Antara, berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan Garuda Indonesia hanya sebesar 1,49 miliar dolar AS hingga akhir 2020 atau anjlok 67,40 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.

Kondisi itu membuat rugi bersih perseroan dari awalnya 38,94 juta dolar AS pada 2019 membengkak menjadi 2,44 miliar dolar AS pada tahun lalu.

Baca Juga: Emil Kukuhkan Anggota Paskibraka Jabar 2021

Pemerintah lantas memilih opsi untuk melakukan restrukturisasi demi menyelamatkan kondisi keuangan maskapai pelat merah tersebut.

Kementerian BUMN membuka opsi penyuntikan dana melalui Penanaman Modal Negara (PMN) sebagai salah satu strategi untuk menyelesaikan utang perseroan.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x