Ia mempunyai pandangan lain terkait pilkada serentak 2024 yang menurutnya harus ditunda ke tahun 2026 karena berbagai alasan.
"Namun, saya setuju apabila yang ditunda itu adalah pilkadanya. Bukan pada 2024 tapi mundur ke 2026," tuturnya.
Titi menegaskan, gelaran pilkada serentak yang bersamaan waktunya dengan pilpres dan pileg 2024 akan membuat mahal pembiayaan.
Ia menyebut mahalnya biaya pembiayaan itu ketiga gelaran itu, akibat dari narasi perpanjangan masa tahapan.
"Menyelenggarakan pilkada pada tahun yang sama dg pileg pilpres (meski beda bulan), sangat lah kompleks dan justru membuat mahal pembiayaan akibat narasi perpanjangan masa tahapan," pungkasnya.***